Barbarossa, Pahlawan Muslim Yang Tereduksi

Barbarossa, Pahlawan Muslim Yang Tereduksi

Mungkin yang memperhatikan film Pirates Of Carabian yang dibintangi John Deep itu akan menemui salah satu nama bajak laut. Barbarossa namanya. Ia diperlihatkan bajak laut yang sering bernasib buruk dan tidak beruntung. Sering diakali oleh pemeran utama, yaitu Jack Sparrow.

Dalam literasi Barat pun menganggap Barbarossa adalah bajak laut merah yang kejam. Biasa meneror kapal laut Kristen dimasa itu. Mereka telah melabeli Barbarossa sebagai Kriminal.
Orang italia menamai Barbarossa dengan sebutan Diavolo, yang artinya si setan. Anak-anak Eropa yang nakal dan susah diatur akan ditakut-takuti oleh ibunya dengan menyebutkan nama Barbarossa.

Bahkan penyair disana menggelari sebagai pemilik segala kejahatan dan merompak yang tak ada bandingannya di dunia. Seakan lengkap label buruk yang diterima oleh Barbarossa ini.
Namun apakah seburuk dan sekejam itu faktanya?

Jika ditelusuri dalam literasi sejarah Islam, Barbossa, atau Barbarossa adalah nama salah seorang tokoh pahlawan Islam, seorang admiral laut yang hebat. Nama Barbarossa disini ada dunia. Dia adalah Heyruddin Barbarossa dan Oruc Barbarossa. Barbarossa bersaudara berasal dari keturunan Turki Muslim.

Ayahnya salah seorang pasukan penakluk Turki. Ibunya seorang Muslimah Andalusia yang terpandang. Ialah yang menjadikan kedua anaknya tergerak untuk memperjuangkan nasib umat Islam di Andalusia.

Tekad sang ibu itu terealisasikan melalui anaknya. Sepeninggal Oruj, Heyruddin menyelamatkan 70.000 pengungsi Andalusia ke Aljazair dengan menggunakan 600 kapal dari penindasan Raja Charles V.

Kala itu Umat Islam di paksa masuk Kristen. Jika tidak mereka akan disiksa dengan sangat kejam sehingga terpaksa harus lari ke Gunung-gunung.

Jauh sebelum ditakdirkan menjadi pejuang Islam yang menguasai laut Mediterania sampai Afrika Utara, Oruc, Kakak Heyruddin memiliki pengalaman buruk dengan pelaut-pelaut Kristen di Eropa. Kapal dagang miliknya pernah di bajak oleh ordo militer saint John, iapun ditawan oleh mereka.

Namun ia berhasil lolos berkat adiknya. Sejak itu mereka berdua menguatkan tekad untuk melawan Eropa.

Pada karir awal jihad mereka di lautan dengan persenjataan terbatas dan tanpa dukungan pemerintahan muslim manapun. Namun dengan strategi dan dikombinasikan keterampilan yang menarik, kekuatan mereka terus berkembang dan makin melesat menjadi armada yang diperhitungkan dan ditakuti di perairan Mediterania.

Disebut Namanya Barbarossa si Janggut merah kala itu, sudah membuat orang-orang Eropa gentar. Sepeninggal kakaknya, Heyruddin lebih serius lagi untuk menjalin hubungan dengan kesultanan Utsmani.

Setelah melakukan jalur diplomatik ke Istanbul, pada tahun 1519, Heyruddin Barbarossa resmi ditetapkan menjadi gubernur Aljazair. Hubungan Barbarossa makin erat lagi usai Salim 1 meninggal, dan digantikan oleh sulaiman Al Qonuni.

Pada tahun 1533 Heyruddin diundang ke Istanbul oleh Turki Utsmani. Ia lantas berangkat dengan 40 kapal. Sesampainya disana ia disambut dengan meriah dan diangkat sebagai kapudan Pasha (grand Admiral) jabatan tertinggi di Angkatan laut Turki Utsmani.

Di tahun 1538 Heyruddin menghadapi armada besar yang terdiri dari koalisi Spanyol, Venesia, Holy Roman Empire, Portugis, Genoa, Vatikan dan Negara-Negara Eropa lainnya. Semua terkumpul menjadi 600 kapal, menghadapi Barbarossa yang kekuatannya hanya sepertiga dari kapal musuh itu.

Usai menata strategi yang cerdas, bersama pasukannya di selat Preveza yang sempit, Heyruddin memutuskan untuk bergerak menghadapi musuh secara langsung.

Matahari baru menyinari laut Mediterania, Heyruddin Bersama pasukan telah berhadap-hadapan dengan musuh.

Tampak armada musuh yang besar dan kuat tidak selalu menjanjikan kemenangan. Dengan strategi manuver dan jangkauan Meriam yang lebih jauh, tanpa ampun armada Islam meluluh lantakkan kapal-kapal Kristen.

Andrea Doria yang memimpin armada besar itu memutuskan untuk mengundurkan diri dengan terpaksa.

Kaum muslimin memenangkan pertempuran besar tersebut. Perang Preveza ini konon salah satu pertempuran penting dalam sejarah Angkatan laut dunia. Namun tetap dianggap remeh oleh pihak musuh yang mereka tulis di buku sejarah-sejarah mereka.

Ditahun-tahun setelahnya Heyruddin terus memenangkan pertempuran melawan Kristen. Tidak pernah diam menumpas musuh yang mencoba melawannya. Panglima laut agung ini meninggal di Istanbul, Turki pada tahun 1546 dan dikubur disana. Disamping makamnya dibangun masjid dan madrasah dengan menggunakan namanya.

Tereduksi Framing

Pelajari lagi sejarah kita agar dapat banyak mengambil ibrahnya. Diantara ibrahnya kita tidak akan mudah tertipu oleh para musuh yang sudah banyak memfreming miring baik nama tokoh, istilah, tempat dan bahkan nama suatu suku.

Memang kita kalah dengan kecanggihan teknologi mereka. Begitu pula media seakan sudah dalam genggaman mereka. Tapi jangan sampai kita kalah dari mereka akan pemahaman sejarah agama kita. Karena itu sumber kekuatan yang mampu membawa kita lebih baik untuk masa depan.

Jika kita sudah tidak sebegitu perhatian dengan sejarah kita sendiri, lantas bagaimana nasib umat Islam kedepannya. Maka supaya kita tidak mudah ditipu oleh musuh melalui sejarah, jangan abaikan sejarah agama kita.

Ini juga yang menjadikan umat akhir zaman menjadi baik jika menjadikan sejarah bukan sekedar mengenang masa-masa keemas an dan kekalahan. Tapi melalui sejarah ini bisa menjadi motivasi apa saja penyebab kejayaan, dan apa saja penyebab kekalahan.

Imam Al Ghazali berkata: “Seharusnya kita membaca sejarah bukan untuk sekedar mengenang menangnya, dan menangisi kalahnya. Tapi seharusnya belajar bagaimana cara menangnya, dan belajar sebab mengapa kalah.”

(By Heryansyah R)

Baca juga :