[PORTAL-ISLAM.ID] Waktu pengumuman kabinet tinggal menghitung hari. Bahkan, Presiden Jokowi kabarnya akan mengumumkan kabinetnya pada hari ia usai dilantik. Artinya, hari itu juga, tak menunggu sebulan, bahkan sepekan pun.
Partai-partai koalisi, tentu semua sudah diajak ngobrol. Bahkan, partai-partai non-koalisi juga sudah bertamu satu-satu. SBY (Demokrat), Prabowo (Gerindra), dan kemarin Zulkifli Hasan (PAN). Satu-satunya yang belum, yakni PKS.
Masih ada waktu beberapa hari lagi. Bukan tak mungkin, PKS menyusul di detik-detik terakhir. Belajar dari periode lalu, PKS kalau ke Istana, tak bisa satu-satu, hanya Presiden Partai saja, tapi ramai-ramai, termasuk Mardani Ali Sera.
Entah kenapa begitu? Mungkin menghindari pembicaraan "kongkalikong" antara Presiden Partai dan Presiden Jokowi, yang tak diketahui pengurus partai lain? Atau, untuk transparansi saja di antara sesama pengurus teras partai?
Bahkan, Prabowo tak hanya bertemu dengan Presiden Jokowi dan Bu Mega, juga dengan Surya Paloh, Suharso Manoarfa, terakhir Cak Imin. Agaknya, bergabungnya Gerindra dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf, makin kuat dan terang.
Wajar, porsi Gerindra agak lebih besar daripada Demokrat dan PAN. Ini tak seperti kasus MD3, di mana semua partai dapat jatah satu-satu. Presiden Jokowi, benar-benar mewujudkan Kabinet Rekonsiliasi atau Gotong Royong.
Tinggal menunggu pertemuan antara pimpinan PKS dan Presiden Jokowi. Kalau tak terlaksana pertemuan itu, ada apa? PKS yang tak bersedia atau Jokowi? Ada ganjalan apa? Sehingga, tak bisa bertemu kayak dulu. Seriuskah? Entahlah.
Kalau sudah ditinggal sendirian di luar seperti itu, bukan lagi pilihan sadar, melainkan sudah mengarah pada isolasi politik. Bahkan PDIP tak benar-benar sendiri di luar pemerintahan, masa SBY. Tapi, di daerah-daerah, PKS seperti sudah terbiasa dengan itu. Jadi, ya tinggal dilihat saja.
Oleh: Erizal
(Pengamat Politik)