17 Oktober Momentum Prabowo Menentukan Nasib Jokowi


[PORTAL-ISLAM.ID] Ternyata, bukan tanggal 20 Oktober yang penting dan menentukan, melainkan tanggal 17 Oktober. Tanggal 20 Oktober hanya sekadar pelantikan Jokowi-Ma'ruf sebagai Presiden dan Wakil Presiden, setelah itu pengumuman susunan kabinet, dan selesai.

Sementara tanggal 17 Oktober, pengumuman Prabowo, apakah Gerindra akan berada di dalam atau di luar pemerintahan. Selain itu, juga batas akhir apakah Presiden Jokowi akan mengeluarkan Perppu KPK atau tidak. Sebab, tanggal itulah UU KPK yang baru otomatis sah.

Tanggal 17 Oktober itu sudah begitu penting dan menentukan arah politik ke depan, karena apakah Presiden Jokowi takluk atas tekanan terhadap UU KPK yang baru atau memilih melawan? Ini pengaruhnya sangat besar, bukan mustahil poros politik berubah secara drastis.

Belum lagi ancaman demo besar-besaran dari mahasiswa, jika Presiden Jokowi tak mau mengeluarkan Perppu KPK. Tekanan dari pendukung KPK, termasuk media seperti Tempo, "Mata Najwa" yang begitu tajam, tokoh-tokoh yang begitu banyak, termasuk kampus.

Ditambah pengumuman Prabowo, apakah Gerindra berada di dalam atau di luar pemerintahan, ini seperti beban berat yang di kemudian ditambah-tambah. Presiden Jokowi butuh kesolidan partai-partai berhadapan dengan pendukung KPK, persis saat UU KPK itu disahkan di DPR.

Kalau ada yang menyempal sekelas Gerindra--kalau sekelas PKS masih aman-aman saja--ini akan semakin berat bagi Presiden Jokowi. Riuh-rendah, hiruk-pikuk, puting-beliung, akan semakin menjadi-jadi. Bisa dipastikan Jokowi akan luluh dan bukan mustahil, rontok.

Apakah Prabowo atau Gerindra, menunggangi 17 Oktober? Entahlah. Tapi, deal-deal politik antara Jokowi dan Prabowo, bukanlah isapan jempol. Jatah ini jatah itu, menteri ini menteri itu terungkap nyata di publik. Ini akan membuat daya tawar yang bagus buat Prabowo-Gerindra.

Apakah Prabowo atau Gerindra sudah memiliki sikap politik sebelumnya, mencermati situasi? Bisa jadi juga. Kali ini Prabowo atau Gerindra kembali berhasil membaca momentum yang bisa menguntungkan daya tawar politiknya di kemudian hari.

(By Erizal)

Baca juga :