Emiten pengelola gerai kopi Starbucks, PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI atau MAP), mengatakan perseroannya telah menutup 11 gerai akibat penurunan kerja dan pengaruh dari seruan boikot. Sebelum adanya gerakan boikot karena perusahaan dituding terlibat konflik di Israel, Starbucks telah membuka 70-80 gerai setiap tahun.
Corporate Secretary Eva Andrianie mengatakan gerakan boikot memaksa perusahaan mengurangi jumlah pembukaan gerai menjadi 10-15 toko per tahun. Tahun lalu, Starbucks juga menutup 11 toko.
“Di kuartal I tahun ini, kami juga menutup 11 toko lagi akibat dampak boikot yang masih terasa,” kata dia dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, dikutip Jumat, 4 Juli 2025.
Eva mengatakan selama tahun terakhir kedai kopi yang perseroan kelola menghadapi tantangan besar. Tantangan ini, kata Eva, bukan karena operasional, tapi informasi tidak benar yang mengaitkan Starbucks dengan konflik di Israel.
Eva pun membantah keterlibatan Starbucks dalam konflik tersebut. “Kami tegaskan, Starbucks tidak memiliki toko, karyawan, ataupun kegiatan operasional di Israel, dan memang sudah tidak ada sejak tahun 2008,” kata dia
(Sumber: TEMPO)