BAHAYANYA KEKUASAAN DI TANGAN ORANG DUNGU


[PORTAL-ISLAM.ID]  BAHAYANYA KEKUASAAN DI TANGAN ORANG DUNGU

Ada yang tidak mau susah payah membangun argumen... mereka lebih suka membonceng kekuasaan... dan membangun pengaruh dengan kekuasaan di belakang layar... karena kekuasaan itu meski di tangan orang dungu dia tetap lebih berpengaruh dari pikiran raksasa para filusuf...

Maka bagi oposisi... bangunlah mazhab berpikir yang serius... meski sulit karena pekerjaan itu selain sepi sumberdaya tapi juga dimusuhi.. tetap harus kita bangun untuk menyajikan pikiran alternatif dari kecenderungan kekuasaan melaju tanpa rem...

Mazhab pikiran bukanlah tandingan yang sepadan bagi kekuasaan yang bergerak dan melaju secara pragmatis. Karena pada saat kita berargumen mereka mengambil keputusan untuk mengalihkan perhatian dengan uang dan kekuasaan.. dan publik cenderung kepada yang kasat mata.. argumen kalah.

Argumen selalu nampak kalah berhadapan dengan kuatnya aura kekuasaan dan uang yang meniup imajinasi publik dan syahwat sederhana... tapi mengapa argumen tetap diperlukan? Karena semua pasti bermula dari ide dan pikiran.. bahkan pragmatisme pun adalah argumen... sinisme itu ide..

Besar harapan kita bahwa hari-hari mendatang kekuasaan akan melihat pikiran sebagai sesuatu yang berharga. Sehingga seharusnya ruang gerak bagi pikiran dibuka lebar dan kehendak untuk melakukan persekusi terhadap argumen ditutup rapat. Jika kita mau Indonesia benar-benar hebat.

Lihatlah kekuasaan Tuhan Yang Maha Besar ini, Ia menata semesta ini dengan hukum, dengan argumen, dengan pengetahuan sehingga benda-benda angkasa berputar pada orbitnya, dengan hukum yang ditemukan dan menjadi rumus fisika dan matematika. Mengapa kita tidak belajar?

Semakin sedikit menggunakan pemaksaan dengan kekuasaan maka semakin harmoni tercipta. Tapi jika kekuasaan semakin memaksakan kehendak dan malas berargumen maka kehancuran semakin cepat tercipta. Inilah hukum besi sejarah. Inilah hukum alam. Sunatullah dalam kehidupan.

(Twitter @Fahrihamzah 20/7/2019)


Baca juga :