ELON MUSK & TRUMP
DARI KAWAN JADI LAWAN
Hubungan antara Donald Trump dan Elon Musk hancur lebur secara spektakuler di hadapan seluruh dunia ketika Presiden AS dan sang pendiri Tesla itu saling menyerang secara real-time.
Donald Trump dan Elon Musk keduanya saling melontarkan tuduhan tajam secara publik.
Dalam pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman Friedrich Merz pada Kamis (5/6/2025), Trump awalnya meremehkan kritik Musk terhadap RUU andalannya.
"Dia belum mengatakan hal buruk tentang saya," kata Trump. "Saya lebih suka dia mengkritik saya daripada RUU-nya."
Tak lama kemudian, perselisihan itu berubah menjadi perang terbuka.
Musk membalas komentar Trump lewat unggahan langsung di platform X miliknya.
Trump pun balik menyerang lewat Truth Social.
Musk Tuduh Trump Terkait Kasus Epstein
Salah satu serangan paling mengejutkan datang dari Musk.
Ia menuduh pemerintahan Trump menutupi informasi tentang Jeffrey Epstein karena “nama Trump tercantum dalam berkas.”
"Sudah saatnya menjatuhkan bom besar: @realDonaldTrump ada di dokumen Epstein. Itu alasan data belum dibuka," tulis Musk.
Ia menambahkan, “Tandai unggahan ini. Kebenaran akan terungkap.”
Kasus Jeffrey Epstein adalah skandal besar perdagangan seks yang melibatkan banyak pesohor dan elit politik.
Bill Clinton, Donald Trump, hingga Pangeran Andrew (Inggris) termasuk mereka yang disebut dalam dokumen persidangan terkait skandal perdagangan seks Jeffrey Epstein, yang dirilis pada Rabu (03/01/2024) lalu.
Pengungkapan berkas ini membuka tabir baru dalam upaya menyingkap jaringan perdagangan seks melibatkan anak di bawah umur yang dikomandoi Epstein, yang meninggal misterius tahun 2019 di sel penjara.
Seperti diketahui, Epstein semasa hidupnya adalah seorang jutawan yang diketahui sering bergaul dengan orang-orang jet set dan beken. Namanya tercoreng setelah mengaku bersalah - dan dinyatakan bersalah - atas dakwaan membujuk anak di bawah umur untuk melakukan pelacuran pada tahun 2009.
Epstein juga dituduh menjalankan "jaringan luas" perdagangan seks di bawah umur.
Hakim Loretta Preska di New York memerintahkan agar dokumen itu dibuka sebagai bagian dari proses hukum. Berkas sepanjang 900 halaman ini menyebut lebih dari 100 orang. Namun pemerintahan Trump tidak membuka dokumen tersebut ke publik.
Kasus Jeffrey Epstein bisa dilihat di film dokumenter Netflix dengan judul "Jeffrey Epstein: Filthy Rich". Dari kisah para penyintas, serial dokumenter ini menyelidiki cara pelaku kejahatan seksual, Jeffrey Epstein, menggunakan kekayaan dan kekuasaan untuk melakukan kejahatan. Jeffrey Epstein ditangkap tahun 2019 dan tak berapa lama tewas misterius saat di sel penjara.
Musk sebut dirinya yang membuat Trump menang Pilpres
Musk mengatakan bahwa Trump tidak akan memenangkan pemilu tanpanya. Musk adalah penyandang dana terbesar untuk kampanye Trump 2024, sebesar $300 juta dan menyebut Trump tidak tahu berterima kasih.
"Tanpa saya, Trump akan kalah dalam pemilihan, Partai Demokrat (lawan Trump) akan mengendalikan DPR dan Partai Republik akan 51-49 di Senat," kata Musk.
Musk kemudian memposting jajak pendapat soal jika dia harus membentuk partai politik baru, yang bisa jadi ancaman bagi dukungan Partai Republik. Musk sendiri dilarang menjadi presiden jika merujuk Konstitusi AS.
Trump Tuding Musk Cari Untung Sendiri
Trump menuduh Musk menyerang RUU hanya karena kehilangan keuntungan dari pemangkasan insentif kendaraan listrik.
"Dia baru marah setelah tahu saya akan mengurangi mandat EV," kata Trump.
Musk merespons dengan menyebut RUU penuh “daging babi menjijikkan” alias anggaran tak perlu.
Ia mengunggah kutipan dari Trump sendiri yang mengatakan bahwa Musk "tidak pernah meminta apa pun padanya."
Musk juga membagikan pernyataan anggota DPR Thomas Massie yang menyindir politisi yang “tak bisa melihat kepentingan negara karena terlalu fokus memperkaya diri.”
Trump Tuding Musk Berpaling
Trump mengaku kecewa karena Musk tahu seluk-beluk RUU tersebut namun tiba-tiba berubah sikap.
Musk menampik. Ia mengatakan, “RUU ini tidak pernah saya lihat. Disahkan tengah malam, bahkan anggota Kongres tak sempat membacanya.”
Perebutan Pengaruh dan Ancaman Potong Kontrak
Musk mengisyaratkan bahwa ini bukan sekadar perbedaan kebijakan, tapi perebutan pengaruh.
"Trump hanya punya 3,5 tahun lagi sebagai presiden. Tapi saya masih akan ada 40 tahun lebih," tulisnya.
Trump menanggapi dengan mengusulkan pemutusan semua kontrak pemerintah AS dengan perusahaan Musk.
“Kalau mau hemat, hentikan subsidi dan kontrak Elon,” tulis Trump di Truth Social.
Ketegangan Belum Usai
Belum jelas bagaimana perseteruan ini akan berakhir.
Trump dikenal kerap berdamai dengan musuh politiknya.
Namun lawannya kali ini bukan tokoh biasa.
Elon Musk adalah miliarder yang vokal, berpengaruh, dan tampaknya siap untuk konfrontasi jangka panjang.
👇👇
Time to drop the really big bomb:@realDonaldTrump is in the Epstein files. That is the real reason they have not been made public.
— Elon Musk (@elonmusk) June 5, 2025
Have a nice day, DJT!
— Elon Musk (@elonmusk) June 5, 2025
False, this bill was never shown to me even once and was passed in the dead of night so fast that almost no one in Congress could even read it! https://t.co/V4ztekqd4g
— Elon Musk (@elonmusk) June 5, 2025