Hafal Qur’an, rajin puasa, lulus pesantren… tapi ujung-ujungnya malah murtad

Baru aja baca di Threads (X), ada yang post: dulunya hafal Qur’an, rajin puasa, lulus pesantren… tapi ujung-ujungnya malah murtad.

Terus ada yang bales, “Iblis aja pernah di surga, ketemu semua nabi, tahu kebenaran Tuhan. Tapi tetap tersesat karena merasa paling pintar.”

Dan jujur, ini bikin aku mikir.

Aku pernah berpikir, kalau orang udah belajar agama, pasti imannya makin kuat.
Tapi semakin ke sini, aku sadar ilmu itu bisa jadi petunjuk, tapi bisa juga jadi ujian.

Banyak orang yang belajar agama, tahu dalil, hafal ayat-ayat… tapi hatinya keras.
Merasa paling pintar, paling kritis, akhirnya malah meragukan yang seharusnya diyakini.

Aku pribadi pernah ngalamin masa-masa banyak pertanyaan muncul di kepala.
Kenapa begini? Kenapa begitu?
Tapi setiap kali aku coba cari jawaban, aku sadar… semakin dalam belajar, semakin paham betapa kecilnya diri ini di hadapan Allah.

Ada orang yang makin belajar, makin takut sama Allah.
Tapi ada juga yang makin belajar, makin sombong dan akhirnya jauh dari hidayah.

Seremnya bukan cuma kehilangan iman, tapi gak sadar kalau dirinya udah kehilangan.

Jadi pelajaran buat aku sendiri: agama itu bukan cuma soal tahu, tapi juga soal menjaga hati.
Hidayah itu bukan sesuatu yang datang sekali terus bertahan selamanya.
Harus terus dijaga, harus terus diminta, karena kalau Allah nggak jaga, kita nggak akan bisa menjaga diri sendiri.

Semoga kita semua tetap dalam lindungan Allah sampai akhir hayat.
Dan semoga kita selalu dijaga dari kesombongan yang bisa menjauhkan kita dari kebenaran. 🤲

(Tri Widayanti)

Baca juga :