By TERE LIYE
Saya tidak suka menyaksikan ada seniman yang meminta maaf gara-gara dia bikin lagu dengan lirik seperti yang saya screenshot.
Sudah tahun 2025, dan pola pikir kalian masih mampet?
Lirik lagu ini biasa saja. Apanya yang berbahaya? Ini tuh cuma lagu.
Nah, jika kamu polisi, dan tidak melakukannya, selow bae. Toh kamu tidak melakukannya, kan?
Jika kamu keluarga polisi, fokus saja, apakah keluargamu begini atau tidak? Jika tidak. Done! Abaikan saja lagunya.
Tapi, kamu buka matanya lebar-lebar: Ada napi korupsi, dia bisa nyuap Jenderal polisi buat bisa bolak-balik ke LN. Fakta loh. Mau korupsi, bayar polisi. Ada jenderal polisi terlibat narkoba. Ada jenderal polisi yang nembakin anak buahnya. Ada polisi yang merekayasa kasus. Penggusuran pakai jasa polisi? Babat hutan pakai beking polisi? Mau jadi polisi, bayar polisi?
Ayolah. Berhenti jadi orang hobi banget denial.
Kalau kamu sama lagu saja baper, sama novel baper, sama film, dll baper, besok lusa saat kiamat, wah wah, nggak kebayang saat kaki dan tanganmu bicara. Apes buat kamu, saat ini terjadi, kamu nggak bisa baper lagi deh. (fb)
#KamiBersamaSukatani pic.twitter.com/DuTF5xD54x
— Kementerian Kegelapan (@kemgelapan) February 20, 2025
#KamiBersamaSukatani pic.twitter.com/Cna1EEDlXw
— Kementerian Kegelapan (@kemgelapan) February 20, 2025
SUKATANI - BAYAR BAYAR BAYAR#kamibersamasukatani pic.twitter.com/rxAJRXEemZ
— Soundtainment (@soundtainment) February 20, 2025