ALLAH YANG MENENTUKAN

Ada jutaan kemungkinan angka yang bisa dipilih untuk ukuran bumi. Bisa seukuran kelereng, bola tenis, bola basket, atau seukuran bumi saat ini, atau lebih besar lagi, atau lebih besar lagi.

Seandainya bumi ukurannya lebih kecil dari ukuran saat ini, dengan massa yang lebih kecil, maka semakin hari semakin tahun orbitnya akan semakin menjauh dari matahari, sehingga suhu setiap hari semakin rendah, sampai semua air akan membeku, dan semua makhluk pasti sudah mati sejak dahulu.

Jika ukuran bumi lebih besar dari ukurannya saat ini, massa lebih berat, maka gravitasi akan menguat, sehingga setiap hari setiap tahun semakin mendekat ke titik matahari, suhu semakin panas, sampai pada suatu hari semua benda bumi terbakar, dan mungkin hari ini bumi sudah jatuh di matahari.

Maka, ukuran bumi yang ada saat ini, pasti sudah didesain dan ditentukan sedemikian rupa. Bukan sebuah kebetulan belaka. Terlalu naif orang orang atheis yang mengatakan ukuran bumi adalah kebetulan dan random.

Lalu siapa yang menentukan ukuran diameter bumi, ukuran matahari, massa bumi, suhu udara, titik beku dan titik didih air, jarak bumi ke matahari, dan segala spesifikasi alam semesta ini?

Penentunya adalah sifat Iradah. Iya, benar, Allah yang menentukan, tetapi dengan menggunakan sifat-Nya yang disebut Iradah.

Lalu, alam semesta dengan detail spesifikasinya yang begitu kompleks, tidak mungkin muncul sendiri atau menciptakan dirinya sendiri dari ketiadaan dari ruang hampa. Butuh kekuatan maha dahsyat untuk memunculkan suatu yang benar benar tiada, menjadi ada. Bukan sekedar mengubah suatu bahan yang sudah tersedia menjadi ciptaan baru. "Big bang" (jika teori itu benar) tidak akan terjadi begitu saja tanpa kekuatan eksternal yang melakukannya. Kekuatan itu disebut dengan Qudrah. Iya, Allah yang menciptakannya, tetapi Allah menciptakan dengan sifat-Nya yang disebut Qudrah.

Pemilihan spesifikasi alam semesta yang dilakukan oleh sifat Iradah disebut dengan Qadha, sedangkan eksekusi penciptaan alam semesta oleh sifat Qudrah disebut dengan Qadar.

Dengan memahami dan meyakini penjelasan ini, maka kamu telah memahami dan mengimani Qadha dan Qadar, rukum iman yang keenam.

Sebaliknya jika kamu meyakini alam semesta ini ada secara kebetulan, dari sebuah big bang yang kemudian muncul makhluk hidup secara kebetulan pula, lalu ber-evolusi dan beradaptasi secara random demi membangun kemampuan survival hingga menjadi alam semesta yang ada saat ini, maka kamu tidak beriman kepada qadha dan qadar, salah satu rukun iman, yang artinya kamu bukan orang mukmin/muslim.

{ هَـٰذَا خَلۡقُ ٱللَّهِ فَأَرُونِی مَاذَا خَلَقَ ٱلَّذِینَ مِن دُونِهِۦۚ بَلِ ٱلظَّـٰلِمُونَ فِی ضَلَـٰلࣲ مُّبِینࣲ }

"Inilah ciptaan Allah, maka kalian tunjukkanlah kepadaku apa yang telah diciptakan oleh selain Allah?" [Surat Luqman: 11] 

(Najih Ibn Abdil Hameed)

Baca juga :