Hari ini perayaan Asyura Syi'ah di Afghanistan. Semua sim provider mematikan jaringannya. Seluler mati total selama 24 jam. Untuk mencegah Bom

*Laporan: Fathi Nasrullah dari Afghanistan (diposting di fbnya)

Hari ini perayaan Asyura Syi'ah di Afghanistan. Semua sim provider mematikan jaringannya. Seluler mati total selama 24 jam.

Praktik seperti ini terjadi pada semua perayaan hari raya umat beragama di Afghanistan.

Idul Fitri dan Idul Adha kemarin juga sama. Bedanya, jaringan seluler cuma dimatikan selama sekira 6 jam sampai semua orang kelar shalat dan bubar dari lapangan.

Tujuannya agar bom yang diaktifkan dari jarak jauh melalui jaringan seluler tidak dapat dioperasikan.

Di Afghanistan, meski ummat Syi'ah diperkenan merayakan hari besar mereka hanya dengan memenuhi syarat-syarat tertentu, tapi pemerintah Imarah Islam Afghanistan (IIA/Taliban) totalitas memberi perlindungan di semua lokasi perayaan.

Checkpoint seantero negeri diperketat. Kalo biasanya kita lewat cuma dilirik, kali ini wajib turun dari kendaraan, cek identitas, dan seisi mobil dibongkar.

Pemerintah IIA melakukan itu selain karena ummat Syi'ah merupakan target paling rentan serangan teroris ISKP (Islamic State Khurasan Province/ISIS wilayah Afghanistan), juga sebagai bentuk perlindungan negara Islam ini pada kaum minoritas.

Sebelum ini, setiap perayaan Syi'ah selalu terjadi pembantaian besar-besaran oleh teroris ISKP.

Tempat-tempat ibadah mereka diserang sekelompok milisi bersenjata maupun oleh lone wolf (individual) yang meledakkan diri di tengah kerumunan.

Dalam setiap kejadian tersebut pasti jatuh cukup banyak korban dari pasukan IIA yang bertugas menjaga. Maka itu belajar dari pengalaman 3 tahun terakhir, kali ini pemerintah IIA menyiapkan berbagai langkah tambahan mencegah terjadinya kasus serupa.

Sebelum hari inipun GDI, Dinas intelejen IIA, Telah melakukan serangkaian operasi mengungkap plot-plot yang direncanakan oleh ISKP.

Banyak sel-sel teroris ditangkap dan jaringannya dibongkar.

Yang mengejutkan, ternyata selain beroperasi sendirian, ISKP juga bekerjasama dengan pemberontak NRF (National Resistance Front). Kelompok mayoritasnya berasal dari sisa-sisa pasukan Ahmad Shah Masoud di provinsi Panjshir.

Uniknya, perlakuan IIA kepada NRF masih baik. IIA masih menganggap NRF merupakan saudara setanah air yang diharapkan pertaubatannya.

Agak jarang penangkapan anggota NRF berujung pada kematian. IIA biasanya memberi warning agar mereka menyerah.

Berbeda dengan kepada ISKP yang mayoritasnya kombatan asing dari Tajikistan, Uzbekistan maupun Pakistan. Pasukan IIA akan langsung merangsek dan menghabisi tanpa ampun!.

* Ket. Foto atas: Beberapa personil NRF yang menyerah kepada EIA di Kabul 2 hari lalu.
Baca juga :