- Kereta beli dari China
- Kontraktor dari China
- lalu Utang dari China untuk bayar mereka
- Bunga utang bayar ke China
Ini namanya dari China oleh China untuk China.
"Ada ga Sappo rezim yg lebih beleng dari rezim @jokowi menteri BUMNnya @erickthohir ?" sentil akun @Anak__Ogi.
----------
Pinjaman dari China cair, KAI bayar utang ke Kontraktor Kereta Cepat Whoosh
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI akan menggunakan dana pinjaman yang diberikan oleh China Development Bank (CDB) untuk membayar kontraktor proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung atau Kereta Cepat Whoosh.
Sebelumnya, KAI telah resmi menerima pinjaman dari CDB senilai Rp6,98 triliun guna menambal pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Pinjaman tersebut telah cair pada 7 Februari 2024.
EVP Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan, salah satu alokasi penggunaan dana pinjaman tersebut adalah untuk membayar biaya konstruksi kepada sejumlah kontraktor.
Kontraktor Proyek Kereta Cepat Didominasi Perusahaan China
Dominasi China di Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung memang sangat terasa di hampir semua aspek. Dari mulai tenaga kerja asing, pembiayaan, hingga perusahaan kontraktor yang menggarap proyek ini.
Sebesar 75 persen proyek ini didanai dari utang dari China dengan bunga 2 persen dan tenor 40 tahun. Jauh lebih tinggi dibandingkan bunga yang ditawarkan Jepang melalui JICA yakni hanya 0,1 persen per tahun.
Dikutip dari laporan yang disampaikan PT KCIC dan KAI, aroma dominasi China juga sangat tampak dari perusahaan kontraktor penggarap engineering procurement construction (EPC) proyek ini.
Di mana perusahaan BUMN China mendominasi sebesar 70 persen dari total EPC di proyek pembangunan KCJB. Pihak Indonesia kebagian sebesar 30 persen EPC yang digarap PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau Wika.
Total ada 6 perusahaan China yang menjadi kontraktor utama antara lain Sinohydro, China Railway International (CRIC), dan China Railway Engineering Corporation (CREC).
Berikutnya CRRC Corporation Limited, China Railway Signal and Communication (CRCR), dan China Railway Design Corporation (CRDC).
Sementara dalam komposisi pemegang saham, 5 BUMN China yakni CRIC, CREC, Sinohydro, CRRC, dan CRSC kemudian membentuk usaha patungan bernama Beijing Yawan yang menggenggam saham KCIC sebesar 40 persen.
Kereta dari China, Kontraktor dari China, lalu utang dari China untuk bayar mereka.
— Anak ogi (@Anak__Ogi) April 30, 2024
Ini namanya dari China oleh China untuk China.
Ada ga Sappo rezim yg lebih beleng dari rezim @jokowi menteri BUMNnya @erickthohir ? https://t.co/aZwvNcyX66 pic.twitter.com/ZGIHsF7RkT