Andai ada 100 rezim penipu adakan Pilpres, kemungkinan besar rakyat kita akan tertipu dan tertipu lagi...

Bismillah, data yang bisa kita lihat dari GRAFIK ini, tingkat kecerdasan rakyat Indonesia di posisi 129, dengan rata-rata tingkat IQ 79. 

Pengalaman yang saya rasakan sebagai seorang penulis, saya menulis di media cetak lebih dulu daripada di media sosial. Fakta yang saya dapati, rakyat Muslim Indonesia terbelah dua, kaum terpelajar dan rakyat awam. Jumlah terpelajarnya mungkin sekitar 15 juta orang, dengan tingkat kecerdasan tinggi. Sedang yang lainnya masuk kategori awam. 

Ketika menulis, saya sering menggunakan bahasa awam, supaya mudah dipahami. Tetapi uniknya, sangat sedikit awam yang tersentuh oleh tulisan-tulisan tersebut, karena mereka TIDAK TERTARIK. Bahkan mereka tidak mau membaca (buku atau media cetak). 

Di sisi lain, bahasa yang terlalu sederhana kurang disukai oleh pasar kaum terdidik (educated). Mereka biasa bersentuhan dengan narasi-narasi rumit level internasional. Mereka tidak mau baca buku yang "terlalu biasa", maunya yang "extra ordinary". 

Seorang penulis sejatinya identik dengan PENDIDIK. Bagi saya pribadi, ingin mendidik rakyat awam karena mereka jumlah terbesar rakyat. Tetapi sayangnya mereka tak berminat untuk BERPIKIR. Maunya hiburan, happy happy, sing penting perut wareg. Pikirannya cepat lelah bila diajak mikir. Sedangkan mau menarget kelas terdidik, biaya riset untuk setiap karya besar, hasil karya belum tentu diterima, dan bahasa pun harus diselaraskan. 

Sebenarnya ada cara MUDAH untuk meningkatkan kapasitas berpikir rakyat, yaitu lewat TERJEMAH AL-QURAN. Hal ini efektif pada negara-negara maju, seperti fakta gelombang mualaf akhir-akhir ini. Tetapi lagi-lagi di rakyat kita, mereka enggan (bahkan takut) untuk berpikir. 😥😥 Maunya hiburan, happy happy, asal perut kenyang. Terjemah Al-Quran pun enggan disentuh, kalau tidak dipaksa. 

Oleh itu, andai ada 100 rezim penipu adakan Pilpres, kemungkinan besar rakyat kita akan tertipu dan tertipu lagi. Nas'alullah al 'afiyah. 🤲🤲

Menurut saya, di negeri ini TAK PERLU target keilmuan muluk-muluk. Satu saja, bagaimana masyarakat luas (awam) bisa memahami AJARAN DASAR Al-Quran, dan melaksanakannya dalam kehidupan. Itu sudah cukup. Bahkan ia adalah TUGAS NUBUWAH. 

Semoga di bulan Ramadhan ini, Allah Ta'ala berikan seluas-luas taufiq kepada rakyat negeri ini, supaya mau menerima pesan-pesan Al-Quran. Amiin ya Rabbal 'alamiin. Demikian, semoga bermanfaat, wallahu A'lam bis showab.

(Sam Waskito)

Baca juga :