Posisi Hamas unggul, Israel terdesak


Beredar isu:

Detail kesepakatan baru yang ditawarkan oleh mediator pada Israel dan Hamas: Gencatan senjata selama 45 hari, dengan imbalan 35 sandera di tahap pertama. 100-250 tahanan Palestina untuk setiap sandera Israel, termasuk tahanan yang dituduh membunuh warga Israel – berarti total 4.000-5.000 tahanan Palestina akan dibebaskan, jumlah tertinggi dalam sejarah konflik. 

Bantuan “kemanusiaan” yang signifikan juga akan diberikan.

Kronologi:

1. Ahad kemarin, Direktur CIA, Direktur Mossad, PM Qatar, dan lain-lain berdiskusi di Paris mengenai gencatan senjata. 

Tawaran yang masuk:

Israel mau menghentikan perang, tapi 6 pemimpin Hamas pergi ke luar Palestina, dan hanya gencatan senjata selama dua bulan ditukar dengan 100 sandera Hamas, setelah itu dialog lagi.

Hamas inginkan, hentikan perang, lalu membahas pertukaran tawanan.

2. Hasil diskusi itu, coba ditawarkan ke Israel dan Hamas. Sempat ada berbagai isu, tapi keduanya belum menjawab.

-------

Saat ini, Hamas dalam posisi unggul karena tekanan internasional berpindah ke Israel. Semakin lama mengulur waktu, bisnis mereka makin rugi dan secara militer semakin terpukul. 

Sementara itu Israel sadar, hancurnya Gaza justru membuat kaum muslimin semakin solid. Donasi dalam jumlah besar siap mengalir. Semalam saya diskusi dengan beberapa orang yang pernah ke Gaza langsung.

Niat Israel menguasai perbatasan Rafah yang disebut Philadelpia itu, artinya mereka ingin menyekat bantuan kemanusiaan. 

Di samping itu, kalau Palestina "kehilangan" 31 ribu syuhada, Israel kehilangan 1,5 juta pemukim yang semuanya pulang ke negara asalnya, takut karena kondisi Tepi Barat semakin panas dan berbahaya buat mereka.

Semakin mengulur waktu, yang rugi adalah Israel. Tetapi, krisis kemanusiaan di Gaza tetap harus diselesaikan segera.

(Risalah Amar)

Baca juga :