Memilih Dengan Akal Sehat
Tidak terasa, tepat sebulan lagi kita akan menentukan arah bangsa ini untuk lima tahun ke depan. Waktu berlalu, dan kita akan sampai dipemberhentian, menjeda kepemimpinan bangsa.
Negeri ini butuh pembaruan-pembaruan, kita perlu me-refresh perjalanan Indonesia, republik ini harus disegarkan, agar semua lini-lini negeri ini bergairah kembali, tidak kaku begini. Alam demokrasi kita butuh udara jernih tanpa abu-abu intimidasi, tanpa ada rasa takut dikriminalisasi.
Olehnya, nahkoda Indonesia nanti haruslah ia yang memiliki kecakapan lengkap. Sehat akalnya, waras cara berpikirnya, lurus hatinya untuk negeri tercinta ini.
Pemimpin ke depan haruslah ia yang pandai bicara. Sebab diplomasi dalam dan luar negeri butuh kata-kata. Bayangkan kita dipimpin oleh orang yang terbata-bata bicara, tak pandai menata kata, hancurlah makna dan maksud-maksud baik itu. Kata-kata yang tertata selain indah di telinga, ia juga menentramkan dan menggerakkan. Presiden pertama kita adalah contoh pemimpin yang menggerakan warga dengan kata-katanya, pidato-pidatonya menggairahkan. Maka, jangan abaikan kata-kata.
Pemimpin Indonesia haruslah orang yang cerdas. Jangan mau ditipu oleh kalimat "kita tidak butuh orang cerdas, kita butuh yang bisa bekerja." Hei...kita ini mau mencari pempimpin bangsa, kepala negara, kita mau cari yang bisa berpikir, pandai, cerdas, intelek.
Sudah saatnya negeri sebesar Indonesia ini kembali dipimpin oleh kepala negara yang cerdas, wawasannya luas, jaringannya mendunia.
Tentukan baik-baik pilihanmu, cari yang paling cerdas, pilih yang rekam jejaknya jelas, cari yang tidak ada noda-noda demokrasi padanya, cobloslah dengan akal sehat, insya Allah kita akan punya pemimpin yang mengundang kagum dunia.
Bila anda bertanya pada saya kira-kira siapa ? Saya kasih bocoran, pilih Anies Baswedan. Teruji otaknya, jejak cintanya pada indonesia, terekam indah di lembar Indonesia Mengajar.
Salam Perubahan.
Oleh: Ari Fahry
Forum Lingkar Pena (FLP) Sulteng