JANGAN MATI SEPERTI GEORGE BEST

JANGAN MATI SEPERTI GEORGE BEST

Oleh Hamid Basyaib

MUNGKIN banyak yang tak ingat nama George Best, pemain terbesar dalam sejarah Irlandia Utara dan mahabintang Manchester United. Tapi sebaiknya legenda ini tidak dilupakan; prestasinya hampir tak bisa disamai oleh pemain besar manapun. Karena itu pasti ada inspirasi yang bisa dipetik dari hidupnya — sebagai pesepak bola dan sebagai manusia.

Pada usia 22, ia sudah memenangkan Ballon d'Or dan menjadi bintang sepak bola Inggris. Di kakinya yang muda kemudian melekat sepasang sepatu emas.

Pada usia 28, ia telah mencetak 181 gol untuk United dan memenangkan 6 gelar, termasuk Piala Eropa. Namun, ia tak mampu menahan beban tekanan dan ketenaran yang dengan cepat bertimbun di pundaknya. Ia kecanduan alkohol. Kegemarannya pada perempuan menambah daya rusak terhadap dirinya.

"Saya baik-baik saja, dan mereka hanya menemukan beberapa tetes darah dalam banjir alkohol di tubuh saya,” katanya, menenteramkan diri dengan ironis. “Pada tahun 1969, saya berhenti main-main dengan perempuan dan minuman. Itu adalah 20 menit terburuk dalam hidup saya. Saya menghabiskan banyak uang untuk mobil, perempuan, dan alkohol. Sisanya (uang) hanya saya buang-buang saja."

Itu adalah kutipan-kutipan pernyataannya yang terkenal — suatu pengakuan atas kebodohan dan kesalahannya yang ia coba sampaikan dengan ironi dan witty (ia memang dikenal sebagai orang yang gemar menyatakan apapun dengan kekocakan yang cerdas).

Pada 2005, setelah livernya diketahui terinfeksi, ia dibawa segera dilarikan ke rumah sakit. Ia tahu apa yang sedang menantinya. Maka ia menyempatkan diri meminta sahabatnya untuk memasang iklan di koran, dan mempublikasikan foto dirinya dalam kondisi berat di ranjang rumah sakit. Di bawah foto menyedihkan itu tertulis kalimat: "Jangan mati seperti saya."

Kali ini ia serius, dan menyampaikan kesungguhannya tanpa nada canda sedikit pun. Di tengah sekaratnya ia masih berusaha mengingatkan orang lain tentang perihnya mengakhiri hidup seperti dirinya.

Lima hari kemudian ia wafat. Yang abadi hanya namanya: George Best. Ia memang Yang Terbaik. ***

Baca juga :