Subḥanallōh… Pak Driver Baca Al-Quran Gantian Sama Istri Karena Hanya Punya Satu Mushaf Usang

𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢

Terkadang kita baru bisa tahu nilai sesuatu itu apabila kita telah kehilangannya atau orang yang memberitahukan nilainya kepada kita.

Kita baru merasakan betapa bernilainya kebersamaan dengan seseorang ketika itu telah menjadi kenangan hidup kita.

Begitu juga terkadang kita baru bisa merasakan nilai sesuatu itu ketika orang yang memberitahukan kepada kita bahwa betapa besar artinya hal yang kita miliki itu baginya.

Pagi ini pas jalan pagi, saya menyapa security cluster yang kebetulan lagi duduk-duduk ngopi dengan driver salah satu tetangga. Maka saya berhenti sebentar dan menyapa… ya sedikit bersosialisasi lah.

Pak Driver ini kelihatan agak tua, saya pikir mungkin usianya sekira 56-58 lah. Lalu saya tanya, ternyata dia kelahiran tahun 1957…!

Lalu saya tanya, apa dia pakai kacamata atau tidak, dan dijawabnya kalau melihat jauh masih normal katanya, tapi kalau dekat sudah bermasalah dan perlu kacamata baca. Ya iyalah, masa usia 66 tak pakai kacamata baca? Saya saja sudah mulai pakai kacamata baca di usia 44.

Lalu saya tanya, apakah masih baca al-Qur-ān. Dijawabnya, "masih, tapi gantian sama istri…", dan saya pun langsung menawarkan apakah mau muṣḥaf? Tentu saja dia mau, dan saya ajak ke rumah, dan kebetulan saya dari dulu memang jadi "kolektor" muṣḥaf, alasannya karena cari yang paling nyaman untuk dibaca (sebelum akhirnya saya menemukan Muṣḥaf Tajwīd Dārul-Ma‘rifah).

Lalu saya ambil 2 muṣḥaf saya yang tak terpakai, satu muṣḥaf satu lagi plus terjemah, dan saya tawarkan kepadanya mau yang mana?

Dijawab, "terserah bapak saja mau kasih yang mana?"

Ya saya jawab, "kebutuhannya apa?"

Dijawabnya lagi bahwa dia mau membeli al-Qur-ān yang agak besar dan ada terjemah, karena muṣḥaf yang dia pakai berdua sama istrinya itu sudah usang, dan tak ada terjemah.

Nah ini yang bikin saya mau menangis, dia bilang: "tapi alokasi uangnya belum ada…"

Subḥanallōh… akhirnya saya berikan keduanya ke dia. Sebab bagi saya pun keduanya itu hanya jadi koleksi di rak yang berdebu… sementara baginya sesuatu banget.

Demikian sharing pagi ini…

(Ustadz Arsyad Syahrial)

Baca juga :