[PORTAL-ISLAM.ID] JAKARTA - Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman dan Saldi Isra secara resmi terpilih sebagai ketua dan wakil ketua untuk masa jabatan 2023-2028. Adik ipar Presiden Joko Widodo itu telah mendulang suara terbanyak dalam pemilihan yang berlangsung di Ruang Sidang Pleno MK pada Rabu (15/03/2023).
Sebelumnya, sembilan hakim konstitusi melaksanakan Rapat Permusyawaratan Hakim (RPH) secara tertutup mulai pukul 11:00-14:00 WIB. RPH tersebut dilaksanakan untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua MK. Karena tidak menemui kesepakatan, maka digelar pemungutan suara.
Dikutip dari laman mkri.id, Anwar menjelaskan bahwa sembilan hakim MK memiliki hak sama untuk dipilih dan memilih. Pemungutan suara dilakukan sebanyak tiga putaran lantaran berbagai kondisi, mulai dari jumlah suara sama hingga abstain.
Dalam sesi pertama pemilihan, Anwar Usman dan Arief Hidayat sama-sama memperoleh empat suara. Pada putaran ketiga, Ketua MK berhasil ditentukan dengan jumlah suara Anwar Usman sebanyak lima, sedangkan Arief tetap mendapatkan empat suara.
Daftar Hakim MK Periode 2023-2028
Berikut profil Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Hakim MK untuk periode 20 Maret 2023 sampai 20 Maret 2028.
1. Anwar Usman
Anwar Usman mengawali kariernya sebagai guru honorer pada 1975 di SD Kalibaru. Pria kelahiran 31 Desember 1956 di Desa Rasabou, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut memilih melanjutkan pendidikannya ke jenjang S1 setelah lulus dari Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN). Bukannya mengambil jurusan yang sejalan, ia justru masuk Fakultas Hukum Universitas Islam Jakarta.
2. Saldi Isra
Saldi Isra merupakan anak dari pasangan Ismail dan Ratina. Pria yang memiliki tanggal lahir 20 Agustus 1968 tersebut mengambil jurusan fisika ketika duduk di bangku SMA. Tak terbayang sebelumnya, ketika kuliah ia malah belajar di jurusan ilmu hukum Universitas Andalas. Pertamakalinya, ia ditunjuk sebagai hakim konstitusi periode 2017-2022 oleh Presiden Jokowi.
3. Arief Hidayat
Arief Hidayat mengaku sangat mencintai pelajaran ilmu pengetahuan sosial sejak berstatus pelajar SMU. Tak mengherankan, ia mulai mendalami ilmu hukum saat kuliah. Guru Besar Ilmu Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (UNDIP) kelahiran 3 Februari 1956 tersebut, dilantik sebagai hakim konstitusi oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 1 April 2013.
4. Wahiduddin Adams
Wahiduddin Adams menghabiskan masa kecilnya di Sakatiga, Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan. Pria yang akrab disapa Wahid tersebut memulai profesinya di dunia birokrasi. Ia mengenyam pendidikan di jurusan Ilmu Peradilan Islam, Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri Jakarta. Meski dikenal pendiam, ia pernah menjadi Direktur Jenderal (Dirjen) Peraturan Perundang-Undangan, Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
5. Suhartoyo
Sebagai anggota dalam jajaran Hakim MK periode 2023-2028, sebelumnya Suhartoyo pernah menggantikan Ahmad Fadlil Sumadi pada 17 Januari 2015. Perjalanan kariernya sebagai hakim bermula ketika ditugaskan di Pengadilan Negeri Bandar Lampung pada 1986. Kemudian, ia cepat beradaptasi dan berpindah tempat kedinasan di berbagai wilayah di Indonesia.
6. Manahan M. P. Sitompul
Pemilik nama lengkap Manahan Malontige Pardamean Sitompul itu dibesarkan oleh ayah yang menjadi seorang pendeta. Sejak kecil, ia dididik dengan ketat untuk menuntut ilmu dan mengikuti kegiatan kerohanian di gereja. Dengan berbekal kemampuan bahasa Inggris dari kursus selama tiga bulan, ia diterima di Jurusan Flight Service Officer (FSO) Lembaga Pendidikan Perhubungan Udara. Karier hakimnya sendiri dimulai pada 1986 di Kabanjahe.
7. Enny Nurbaningsih
Sebagai satu-satunya hakim konstitusi wanita, tak menyurutkan langkah Enny Nurbaningsih untuk aktif di dunia hukum. Wanita kelahiran Pangkal Pinang, 27 Juni 1962 itu sempat menjadi Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN). Istri dari R. Sumendro tersebut memberanikan diri untuk mendaftar calon hakim konstitusi setelah mendapat dukungan dari rekan-rekannya.
8. Daniel Yusmic Pancastaki Foekh
Daniel Yusmic Pancastaki Foekh digadang-gadang sebagai hakim konstitusi pertama asal Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak lembaga MK berdiri. Walaupun dibesarkan di daerah yang jauh dari ibu kota, tidak membuat pria kelahiran 15 Desember 1964 tersebut berhenti mengejar cita-cita. Pilihannya untuk menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana (UNDANA) sempat ditentang, lantaran sang ayah menginginkannya menjadi guru.
9. M. Guntur Hamzah
Guntur Hamzah merupakan pria yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. Guru Besar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (UNHAS) tersebut berhasil masuk dalam jajaran Hakim MK periode 2023-2028. Berbagai penghargaan dari negara telah ia koleksi, salah satunya adalah Satyalancana Karya Satya.
[TEMPO]