Sudah 17 Bulan Kapten Kapal dan Crew dari Indonesia Ditahan Polisi Laut Tiongkok, Berikut Penuturan Anak dari Kapten di Twitter Minta Bantuan Pemerintah RI

[PORTAL-ISLAM.ID] Penuturan akun @adekistrifal di Twitter yang disampaikan pada Jumat, 5 Agustus 2022, terkait kondisi ayahnya dan crew kapal Indonesia yang sudah 17 bulan ditahan Polisi Laut Tiongkok.

Dia sangat berharap bantuan Pemerintah RI terkait masalah ini.


Berikut selengkapnya rangkaian twit @adekistrifal:

Bismillah, assalamu'alaikum buat teman2 semua. Saya adalah anak ke 3 dari salah satu kru kapal yang saat ini sdh 17 bulan menjadi tahanan dari Polisi Laut Tiongkok, yang tepatnya di tahan di daerah Wenzhou Tiongkok China.

Tanpa tahu kabar dan kondisinya sampai detik ini, apakah beliau dan timnya dalam kondisi sehat, sakit, bahkan masih hidup atau tidak, kami tidak tahu. 

Papa saya merupakan kapten kapal dengan puluhan kru yg di dominasi oleh org Tiongkok daratan dan 3 org kru yg berasal dr Indonesia. 

Kronologisnya sebagai berikut...

Papa saya berangkat ke Taiwan, tepatnya di Kaohsiung bersama timnya pada Juli 2018 dgn masa kerja 1 tahun.

Resmi dan semua persyaratan kerja sdh memenuhi syarat melalui agen di Sunter, Jakarta yg kemudian ketika di Kaohsiung akan dihandle oleh agen di sana.

Setelah setahun, papa saya perpanjang kontrak kerja lagi untuk 1 tahun dan 6 bulan kedepan, sampai tahun 2020, kenapa?

Karena saat itu Pandemi corona muncul, dan saat it sdg lockdown dan karantina sangat ketat shg papa dan mama saya sepakat memperpanjang kontrak kerjanya sampai berakhir di 31 Desember 2021. Alasan lainnya krn papa saya sdg menabung utk menunaikan ibadah Haji bersama mama saya.

Praktis, 2 tahun 5 bulan papa saya tdk pulang, melewatkan banyak hal, 2 pernikahan putranya, kelahiran 3 cucunya, yg insha Allah jg tahun ini nambah 1 cucu lagi :(

Sampai akhirnya akhir tahun 2020 ke 2021, mama saya mulai khawatir...

karna papa saya sejak 17 Desember 2020  tidak bisa dihubungi dan tidak ada chat/telfon sama sekali bener-bener lost contact, krn biasanya setiap adzan subuh berkumandang papa selalu chat anak-anaknya dengan mengingatkan kami untuk sholat ......

dan papa lost contact ketika di laut paling lama itu 1 minggu. Kami coba hub agency yg di Sunter dan lgsg ke Taiwan, namun mereka hanya blg akan coba di infokan kalo sudah ada info. 

Lalu tgl 17 Januari 2021, kami menerima kabar tidak enak bahwa ada 3 kapal Taiwan yang tertangkap oleh Sea Guard Tiongkok karena diduga melakukan perdagangan di wilayah Laut China. 

Lalu kami konfirmasi ke owner yang menaungi kapal papaku dan agency nya bahwa benar kapal papa saya ditahan dan dibawa ke Wenzhou, Tiongkok. 

Kami pun ga langsung melapor Kementrian Luar Negeri@Kemlu_RIkami tahan informasi ini selama sebulan karna nunggu sampai kabarnya akurat. 

Sampai akhirnya 17 Februari 2021, kami membuat laporan dan di arahkan ke PWNI (Perlindungan Warga Negara Indonesia) kami di arahkan utk kontak ke KBRI Shanghai krn masuk regional wilayah mereka. 

Laporan resmi masuk kalo ga salah seminggu atau dua mingguan sejak kami melapor. Lengkap dgn no aduan, data papa saya dan 3 org kru Indonesia di dalamnya. 

Sebulan, dua bulan kami tunggu kabar papa kami tapi masih belum di respon dgn alasan Pemerintah Tiongkok sangat tidak kooperatif, dan cukup tertutup utk hal semacam ini. Ini mereka akui memang beberapa negara spt itu. Terlebih negara sedang lockdown saat itu.

Di sini kami hanya meminta kejelasan dan Kabar papa saya, papa saya dan kru kondisinya bagaimana? Bersalah karna apa? Apapun hasilnya kami pasti akan terima, tapi yg kami butuh hanya kejelasan!

Lalu apa alasan papa saya di tahan? Dari PWNI kami dapat info dugaan sementara papa saya melanggar telah melakukan penjualan minyak secara ilegal di perairan Tiongkok (karena kebetulan kapal papa saya kapal Tanker).

3 bulan kemudian kami follow up lagi meminta kabar ke PWNI, kami chat tidak ada respon yg berprogres, bahkan kami hanya disuruh menunggu dan menunggu! Sempat kami mengancam akan viralkan kasus ini, tetap mereka tidak merespon sama sekali.

Sampai akhirnya bagai petir di siang bolong Februari 2022 ini kami dapat kabar dari salah satu keluaga kru yg lain (kami aktif di grup wa keluarga dgn awak kapal lain utk saling menguatkan & berbagi info & bukan dari PWNI atau pemerintah Indonesia), kalo hasil sidang sdh keluar.

Kapal papa saya dianggap bersalah telah melakukan penyelundupan minyak di wilayah Tiongkok, dan dihukum 7 tahun penjara serta harus membayar denda 250 juta (jika di rupiahkan). Sedangkan kru Indonesia yg lain ada yang 6 thn, 5 thn, dan 3 thn serta denda yg beda pula.

Shock, sedih, campur aduk perasaan kami  tidak tahu apakah ini benar atau tidak karna tdk dapat kabar resmi dari yang kami harapkan. 

Kami coba konfirmasi ke PWNI namun hasilnya selalu nihil hanya kalimat "Kami coba koordinasikan dgn KBRI di sana". WHAT?? @Kemlu_RI

Dan sampai detik ini kami belum menerima satupun informasi resmi dr PWNI yg menyatakan hasil sidang tersebut. 

Saya tidak tahu keberadaan dan kondisi papa saya, kami selalu terima jawaban template dan janji-janji saja.

Di sisi lain, kami push agency papa saya utk meminta pertanggung jawaban dari sisi perusahaan utk gaji dan untuk membayar denda tersebut, namun NIHIL. 

Kami hanya pernah menerima sekali di bulan Desember 2021 yg besarnya hanya 1.5 bulan gaji itupun mereka anggap komplimen.

Kapal lain milik owner masih tetap beroperasi sampai sekarang!

Kami hanya butuh kejelasan, bagaimana kabar papa saya dan kru nya? Karena mereka semua sudah berkeluarga. Ada anak dan istri mereka yg setiap hari menunggu kabar dari PWNI, ingin tahu mereka baik2 saja atau tidak?

Lalu bagaimana upaya dari pemerintah Indonesia terhadap perusahaan yang memperkerjakan papa saya, mengapa tdk bertanggung jawab dan masih beroperasi?

Apakah papa saya dan kru nya masih hidup? Doa terus mengalir utk papa kami dan kru kapal semoga sehat & dlm lindungan Allah SWT.

Pah, kami rindu. Mama hilang separuh jiwanya, benar-benar hilang jiwanya. 

Cucu-cucumu menunggu dan ingin melihat betapa gagah kakeknya sang kapten. Rindu yang sama pasti yg di rasakan Istri dan keluarga kru kapal lain. Kami yakin sekali pasti mereka semua rindu..

Kami berduka. Mohon kejelasan dan bantuan Pemerintah Indonesia dan teman2 semua. 

Terima kasih sebelumnya untuk @maimeichil @himawansugeha95, mohon bantuannya untuk @Kemlu_RI @susipudjiastuti Pak @jokowiPak
@ridwankamildan teman-teman Twitter semua.

-END-
Baca juga :