Tere Liye: Singapura dilawan? Repot cuy. Nanti investor dsbgnya bisa marah dong. Maka semua bisa cincai saja. Ambyar!

Kalian lihat foto ini. Adalah zonasi FIR. Apa itu FIR (Flight Information Region)? Simpelnya begini: itu langit ada 'pemiliknya'. Dalam kaitan manajemen udara, lalu lintas pesawat, dll, maka, secara teoritis setiap negara punya kuasa penuh atas langitnya masing-masing. 

Ada yang aneh di foto ini? Yes. Jika negara-negara lain biasanya langitnya utuh dia punya, maka langit Indonesia tidak. Diambil sama Singapura. Ini sudah puluhan tahun begitu. Entah siapa dulu yang ngasih, International Civil Aviation Organization, memberikan otoritas itu ke Singapura.

Artinya apa? Siapapun yang melintas di langit FIR Singapura ini ijinnya ke Singapura. 

Nah, pemerintah baru saja mengumumkan, mereka berhasil 'merebut kembali' FIR tsb. 

Kabar baik? 

Well, sebentar. Ayolah kawan, capek lihat pencitraan lebay. 

Apanya yang direbut? Dalam perjanjian detail ditulis, jika untuk ketinggian 0-37.000 kaki, otoritas tetap di Singapura. Hanya di atas 37.000 kaki yang diurus Indonesia. Nyaris semua pesawat itu terbang di bawah 37.000 kaki, loh. Kecuali Superman mungkin. ðŸ˜ą

Nah, apesnya lagi, FIR baru ini satu paket dengan perjanjian kerjasama pertahanan (Defence Cooperation Agreement/DCA). Yang isinya sama persis dengan 2007 lalu. Wah, kocak ini.

Kalian harus ingat sejarahnya. Tahun 2007 (era Presiden SBY), perjanjian itu ditolak mentah-mentah oleh DPR. Mereka tidak mau meratifikasinya. Siapa yang paling buas menolaknya? PDIP, dkk. 

Kocak deh, kocak banget. 

Dulu, mereka tolak perjanjian tsb, karena mengancam kedaulatan Indonesia. Karena Singapura bisa latihan di wilayah Indonesia. Sekarang setuju dong?

Well, baiklah, buat sebagian orang, berita ttg Indonesia 'merebut' FIR ini prestasi dahsyat. Tapi kamu sudah tahu detailnya sekarang? Apa harganya? 

Indonesia itu lemah. Banget. Bahkan dengan Singapura saja kita lemah. Jelas-jelas itu langit Indonesia, kita ngalah soal ini. Negara lain mah, kamu ambil langit kami, itu berarti perang.

Demikianlah. Di sini, bahkan tentara-tentaranya mati, bos-bosnya selow, bilang, kita harus rangkul yang bunuh. Ambyar.

Singapura dilawan? Repot cuy. Nanti investor teman-teman pejabat itu, yg punya bisnis tambang, kelapa sawit, pabrik-pabrik, dll, dsbgnya, bisa marah dong. Maka semua bisa cincai saja. 

(By Tere Liye)


Baca juga :