ANALISA LEDAKAN BEIRUT & KETERLIBATAN ISRAEL


ANALISA LEDAKAN BEIRUT

“It would seem like it, based on the explosion. I met with some of our great generals and they just seemed to feel that it was. It was a bomb of some kind, yes.” Begitu kata Donald Trump.

(Sepertinya begitu, berdasarkan ledakannya. Saya bertemu dengan beberapa jenderal besar kita dan mereka sepertinya merasa begitu. Itu semacam bom, ya).

So far, informasi yang tersedia menyebutkan bahwa ledakan di Port Beirut disebabkan oleh meledaknya 2,750 tons ammonium nitrate yang berada di gudang di port tersebut hasil sitaan sejak tahun 2013.

Apa pemicu ledakan? Itu masih simpang siur, belum dapat dikonfirmasi karena TKP masih tertutup sampai diyakini benar-benar safe dan tidak akan terjadi ledakan susulan. Yang pasti sebelum ledakan besar, terjadi kebakaran di salah satu gudang di port Beirut.

Satu lagi, ledakan tersebut telah menyebabkan jatuhnya puluhan korban jiwa dan lebih seribu korban luka. Mungkin jumlah korban akan bertambah, mengingat reruntuhan bangunan belum dapat dijangkau. Ditambah wilayah tersebut juga dikenal padat dengan manusia, dan lalu lintas kendaraan, aku sendiri sering terkena macet di jalan yang tidak jauh dari TKP.

Kalau kita melihat video yang viral ketika terjadi, setelah adanya kebakaran gudang yang mengeluarkan api seperti kembang api atau mercon, kemudian disusul ledakan besar yang mengguncang seantero kota Beirut dan jelas terlihat fungi explotion seperti yang sering kita lihat di buku sejarah Perang Dunia II.

Sampai saat ini, itulah fakta yang kita ketahui tentang ledakan Beirut, adapun opini, silahkan anda berimajinasi sendiri-sendiri.

Bicara tentang Lebanon, negara ini rumit, sistem politiknya  adalah republik parlemen demokratis dengan kerangka konfesionalisme, salah satu bentuk konsosiasionalisme yang merupakan pembagian kekuasaan, tetapi di Lebanon berdasarkan agama tertentu. Dimana Kursi Presiden dipegang oleh Kristen, Kursi Perdana Menteri dipegang oleh Muslim-Sunni dan kursi Ketua Parlemen menjadi jatah Muslim-Syiah.

Selain itu, di dalam Lebanon sendiri terdapat kelompok Hizbullah yang berifiliasi dengan Syiah dan mengusung ide resistensi pembebasan Palestina. Kelompok ini bersenjata, bahkan mungkin kekuatannya melebihi Tentara Nasional Lebanon dengan jam terbang pertempuran yang luar biasa. Satu lagi, Hizbullah diakui sebagai entitas resmi di Lebanon.

Wajar kalau banyak pihak bertanya-tanya "Lah kok bisa gudang petasan kebakaran dan memicu ledakan gudang bahan kimia sebesar itu?"

Menurut Direktur Bea Cukai, memang pada tahun 2013 pihaknya menyita kapal transit milik Rusia berbendera Moldova yang mengangkut bahan kimia dari Geogia ke Mozambik. Cuma anehnya ya kenapa barang berbahaya itu masih disimpan di Pelabuhan, kalau explosive ya seharusnya diserahkan kepada militer, atau dikembalikan ke negara asalnya. Anyway, nggak mungkin lah urusan begitu saja nggak kelar sudah 7 tahun!

ISAREL

Israel langsung mengkonfirmasi bahwa mereka tidak ada urusan dengan ledakan di Port Beirut, sebelum dia dikambing-hitamkan. Karena asap yang berwarna coklat kemerah-merahan itu disinyalir "small nuke" (nuklir kecil) yang ditembakkan oleh Israel, karena siapa lagi di Kawasan yang punya nuklir.

Apalagi hubungan Israel dengan Lebanon sedang high tension sejak seminggu terakhir pasca adanya baku tembak antara Hizbullah dengan tentara Israel di perbatasan, sampai-sampai puluhan Mirkava dideploy ke perbatasan Israel-Suriah sebagai langkah preventif terjadinya mobilisasi pasukan Suriah dan milisia Iran ke Golan. Makanya, belum apa-apa, Israel langsung konfirmasi "Kami nggak ikut-ikutan ya...", bahkan Pemerintah Netanyahu menawarkan bantuan ke Lebanon.

Meskipun di Kawasan banyak yang tidak menyukai Hizbullah, hampir semua pihak menunggu pidato Sekjen Hizbullah, Sayyid Hasan Nasrullah. Karena biasanya pidato Nasrullah banyak memberikan "bocoran-bocoran" yang tak disangka-sangka.

Wajar kalau banyak mata tertuju pada Israel, karena pihak yang paling diuntungkan dalam insiden ini adalah Israel. Sejak 2017, ketika Mike Pompeo (Menlu AS) masih menjabat Direktur CIA, dia sudah mencanangakan bahwa bagaimanapun caranya Lebanon harus "dikuasai", dan diantara cara yang sudah dilakukan adalah memberikan sanksi ekonomi terhadap Lebanon. Kalau kata orang Aljazeera "Tajwi' li tarkie", dibuat laper, biar tunduk.

Bagi AS untuk menguasai Lebanon tentunya harus melucuti senjata Hizbullah, dan itu hanya bisa dilakukan dengan sanksi dan tekanan ekonomi yang memicu pergerakan massa lokal untuk menuntut pelucutan ataupun pembubaran Hizbullah. And that seems to be no hope.

Port Beirut (Pelabuhan Beirut) saat ini merupakan 70 persen dari nafas Lebanon, hampir semua kebutuhan Lebanon masuk lewat pelabuhan itu. Sisanya dari perbatasan Lebanon-Suriah. Hancurnya port tersebut, secara langung akan berdampak pada ekonomi Lebanon. Apalagi bangunan besar yang hancur itu kan gudang penyimpanan gandum Lebanon. Alhamdulillah Pemerintah telah mengumumkan tidak akan terjadi krisis pangan karena insiden tersebut.


Kalau memang Israel tidak memiliki peran dalam insiden ini, maka wajar kalau rakyat menuntut investigasi terbuka dan menghukum pihak yang teledor itu seberat-beratnya. Lebanon memang salah satu negara paling demokratis di Timur Tengah, tapi itu tidak menghalangi adanya praktek KKN dalam pemerintahan dan institusinya.

Tidak aneh kalau Kemenkeu Lebanon beberapa waktu yang lalu mengumumkan adanya kebocoran Uang Negara sebesar 27 miliar Dolar selama tahun 1993-2017! Ini angka yang cukup besar bagi sebuah negara kecil seperti Lebanon.

Kita berdoa semoga Allah menguatkan rakyat Lebanon, mengampuni para korban jiwa dan menabahkan yang terluka, ditengah pandemi Covid-19, terjadi krisis ekonomi, dan kini terjadi insiden besar yang menyebabkan jatuhnya lebih dari seribu korban luka....Allah Yaltuf Bina Jami'aan.

(By Saief Alemdar)

Baca juga :