AKANKAH AS-SISI TUMBANG?


AKANKAH AS-SISI TUMBANG?

Oleh: Hasmi Bakhtiar
(Alumni Al-Azhar Mesir, S2 Lille Prancis)

Aksi rakyat Mesir kemaren Jumat 20 September 2019 sy rasa yang paling besar pasca kudeta terhadap Mursi. Dunia seketika menoleh ke Mesir sambil bertanya, apa yang terjadi? Bukankah lapangan dan jalan2 Mesir sudah diharamkan As-Sisi untuk dipakai demonstrasi? #Revolusi20September

Ini awalnya ketika seorang pengusaha Mesir @MohamedAliEgy yang dekat dengan militer membongkar kebobrokan As-Sisi, terutama pembangunan Istana mewah yang luasnya 10x lipat luas White House dilakukan As-Sisi secara rahasia.
Via medsos Ali (yang kini berlindung di Spanyol) menggalang dukungan dari rakyat Mesir. Selama dua minggu ini jutaan rakyat Mesir menunggu video dari Ali tentang “aib” As-Sisi. Dengan bahasa “ammiyah” yang sederhana sy rasa Ali cukup pintar memainkan perasaan rakyat Mesir yang memang sudah muak dg As-Sisi.

Masih via medsos Ali mengajak rakyat Mesir turun ke jalan dengan mainin hestek di twitter. Rakyat Mesir yang memang sudah menunggu moment ini tumpah ke jalan dan mematahkan ketakutan mereka selama 6 tahun ke belakang tentang demonstrasi.

#TahrirSquare yang dianggap sebagai rumah revolusi menjadi tujuan utama para demonstran di Cairo. Aksi juga terjadi di Mansuroh, Alexandria, Sampai Damietta.

Terus arahnya ke mana ini aksi? Pertama kita lihat sosok Ali. Apakah di belakangnya ada figur penting dari salah satu institusi besar di Mesir atau ga? Kalau ada kemungkinan aksi ini akan terus jalan dan mungkin akan berhasil sampi tujuan yaitu tumbangnya As-Sisi.

Sy yakin ada figur kuat di belakang Ali dan sangat menguasai medan Mesir. Terlihat dari antusiasnya rakyat menyambut seruan Ali turun ke jalan. Yang bermain di belakang Ali sy rasa punya orang2 terlatih di jalan kota2 Mesir untuk menggerakkan simpul2 massa.

Terbukti sedikitnya ada 7 provinsi yang bergerak dalam satu waktu. Cairo, Mathruh, Mahalla, Suez, Damietta, Daqahliya dan Alexandria. Ini kondisinya persis spt sebelum revolusi 25 Januari 2011 yang berhasil menumbangkan rezim Mubarak.

Dan sy rasa figur tsb adalah saingan As-Sisi di internal militer. Jadi ketika ada yang aksi di #TahrirSquare kemaren seakan militer dan polisi cuek, padahal selama ini melihat orang kumpul2 saja militer Mesir langsung nurunin tank.

Tadi sy sempet ngobrol sama seorang pengamat Timteng dari Brussels. Doi asli Mesir tapi udah puluhan tahun di Eropa. Dia bawa nama2 figur di belakang Ali. Dia bilang ini militer sebenarnya pada baik, makanya mereka biarin aksi kemaren.

Sy ketawa aja pas baca nama2 yang tertulis di kertas yang dia bawa. Sy tau nama2 itu barisan sakit hati ga dapet jatah di militer. Makanya hestek yang dimainkan Ali selalu As-Sisi secara pribadi bukan dewan militer.

Musuh Ali (dan figur di belakangnya) hanyalah As-Sisi secara pribadi bukan korup di dewan militer yang selama ini telah memiskinkan Mesir. Mereka ini memusuhi As-Sisi lebih kepada iri kenapa bukan mereka yang menjadi Firaun kenapa As-Sisi.

Tapi ada hikmah yang sangat besar dari perseteruan Ali dg As-Sisi yaitu lenyapnya ketakutan rakyat Mesir terhadap As-Sisi. Setelah ini ancaman2 As-Sisi ga akan setajam sebelumnya, terutama tentang demonstrasi.

Propaganda Ali yang disambut rakyat Mesir telah mematahkan keangkeran As-Sisi. Ke depannya aksi turun ke jalan akan kembali marak dan bahkan jauh lebih besar dari aksi 20 September kemaren.

Perseteruan Ali vs As-Sisi bisa jadi berakhir dg happy ending. Tapi jalan yang dibuka Ali bisa dilewati kaum revolusi untuk benar2 menumbangkan rezim tiran di Mesir. Tidak hanya As-Sisi tapi semua yang terlibat dalam dewan militer korup.

Bola saat ini ada di tangan petinggi faksi anti kudeta. Apakah jalan yang sudah dibuka Ali ini akan dibiarkan begitu saja dan rakyat dibiarkan sendirian? Atau ini akan menjadi awal mereka menumbangkan As-Sisi spt mereka dulu menumbangkan Mubarak? Wallahu alam.

Tapi belajar dari pengalaman menumbangkan Mubarak, As-Sisi bisa lengser jika massa yang turun dalam jumlah besar dan ini tergantung para pimpinan faksi anti kudeta. Sejauh mana mereka bisa mengenyampingkan perbedaan demi terbebasnya Mesir dari penjajahan militer korup. Salam.

Lille, 22/9/2019

Baca juga :