Anis Matta: JALAN 'AZIMAH DAN PENGORBANAN ULIL AZMI


[Cerita Haji Bagian Kedelapan]

Cerita Haji ini melibatkan 2 dari 5 Nabi yang masuk disebut Qur’an sebagai ulil azmi, para pemilik tekad yang kuat yaitu Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad SAW.

وَإِذۡ أَخَذۡنَا مِنَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ مِيثَـٰقَهُمۡ وَمِنكَ وَمِن نُّوحٍ۬ وَإِبۡرَٲهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَى ٱبۡنِ مَرۡيَمَ‌ۖ وَأَخَذۡنَا مِنۡهُم مِّيثَـٰقًا غَلِيظً۬ا

Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi dan dari engkau (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh. (QS : Al Ahzab, Ayat 7)

Tantangan mereka sangat berat.. Tapi mereka tangguh, mereka menghadapi kerajaan-kerajaan besar yang solid, rajanya tiran, masyarakatnya pembangkang yang keras kepala.. Tapi mrk punya determinasi.. mereka melintasi semua rintangan itu.

Bukan hanya tatanan politik yang kuat dan tiran.. Mereka juga bekerja dalam waktu yang lama, terutama Nabi Nuh yang bekerja 950 tahun.. Tapi mereka teguh dan konsisten.. Bayangkanlah agama Kristen baru menjadi agama resmi Romawi 300 tahun setelah Nabi Isa wafat.

Kelima Nabi ulil azmi itu memiliki garis kepribadian yang berbeda, keras dan santun.. Nuh dan Musa ada di garis keras.. Ibrahim dan Isa di garis santun.. Sementara Nabi Muhammad SAW mengikuti kakeknya Nabi Ibrahim di garis santun.

Nuh berdoa agar Allah membinasakan semua orang kafir yang ada di muka bumi.. Tapi Ibrahim berdoa agar bahkan ayahnya yang musyrik bisa diampuni Allah SWT.

Ibrahim adalah kekasih Allah (خليل الله).. Musa adalah yang berbicara langsung dengan Allah (كليم الله).. Isa adalah Ruh Allah (روح الله).. tapi Nabi Muhammad SAW adalah kekasih Allah yang diberi kesempatan melihat Allah SWT secara langsung (Mi'raj).

Tapi Ibrahim AS dan Muhammad SAW disatukan dalam kategori yang lain.. kekasih Allah.. itu adalah 'maqom' tertinggi hirarki cinta dan itu dicapai dengan ‘pengorbanan’ yang tidak ada batasnya di jalan cinta Allah.

Itu makna cerita penyembelihan Ismail.. maka hanya Muhammad SAW dan Ibrahim AS yang kita sebut saat Tasyahhud dalam sholat.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ

Garis kepribadian mereka bisa berbeda dalam penampakkannya.. Tapi sama dalam watak dasarnya: Tekad yang kuat, Ketangguhan dan Pengorbanan tanpa batas. Sekarang kita mengenang epik panjang perjuangan mereka.

Makna-makna kepribadian dasar itu harus hadir kembali mengilhami jalan para Pewaris Nubuwwah.. Semua tantangan berat yang merintangi jalan perjuangan kita hari ini hanya bisa kita lewati jika kita mewarisi ‘azimah’ para Nabi ulil azmi itu.

Dan ‘azimah’ itu harus mengejawantah dalam ‘pengorbanan’ tanpa batas.. Sebab dengan pengorbananlah kita menyatakan cinta dan kesetiaan pada Allah dan cita-cita sebagai Pewaris Nubuwwah.

Sapi dan kambing yang kita sembelih di hari qurban ini adalah momentum cinta kepada Allah.. Bukan hanya tak ada sekutu dalam kerajaan-Nya tapi juga tak ada sekutu dalam cinta kepada-Nya.. Sapi dan kambing tidak sampai kepada Allah.. cintalah yang sampai kpd Allah.

Semua kita korbankan, karena semuanya tak bermakna.. Semua tantangan kita hadapi, karena semua kecil.. Tak ada ‘alam’ yang besar.. Tak ada ‘manusia’ yang besar.. Semuanya kecil, hanya Allah Yang Maha Besar.. Kita tangguh karena kita bersama Allah Yang Maha Besar..

الله أكبر .. الله أكبر.. الله أكبر.. لبيك اللهم لبيك .. لبيك لا شريك لك لبيك .. إن الحمد و النعمة لك و الملك .. لا شريك لك

(Dari twit @anismatta 10/8/2019)

*Serial sebelumnya Cerita Haji 1-7: LINK

Baca juga :