Anis Matta: Seperti kita mengutuk teror di Christchurch, kita juga harus mengutuk teror terhadap gereja di Srilanka


Oleh: Anis Matta

Mari kita mengambil waktu sejenak untuk mendoakan mereka yang tewas dalam serangan bom di Sri Lanka..

Peristiwa ini menyakitkan kita karena dilakukan di gereja ketika umat Nasrani sedang merayakan Paskah..

Setelah penyerangan masjid di Christchurch, kelompok teroris kembali mengambil simbol agama untuk menyebarkan ketakutan..

Yang saya maksud teroris adalah mereka ygan menyebarkan teror dan ketakutan dengan cara mengoyak rasa kemanusiaan..

Agama apa pun harus bersikap tegas menolak kekerasan dan kebencian..

Seperti kita mengutuk peristiwa di Christchurch, maka kita juga harus mengutuk serangan terhadap gereja di Colombo Sri Lanka..

Kita juga harus menunjukkan simpati kita kepada umat Nasrani sedunia.. dan saling meyakinkan bahwa alasan kita bersatu lebih kuat dari kekuatan mereka memecah-belah..

Di tengah hiruk-pikuk dan kesibukan Pemilu, pemerintah Indonesia harus tetap menyatakan sikap dan solidaritas kepada warga Sri Lanka..

Menyuarakan ajakan perdamaian sebagai negeri dengan umat Muslim terbesar di dunia.. Sikap Indonesia juga akan mempengaruhi stabilitas kawasan..

Dengan penyikapan yang jelas ini, Indonesia akan diperhitungkan sebagai salah satu kekuatan utama dunia..

Kemanusiaan adalah tameng kita terhadap kekerasan dan kebencian atas nama apa pun..

Semoga Allah SWT melindungi kita semua dari kebencian dan angkara murka.. Aamiin..

(Dari twitter @anismatta 21/4/2019)

***

TEROR SRILANKA


Ledakan bom pada Minggu Paskah (21/4/2019) di sejumlah gereja dan hotel mewah di Sri Lanka telah menewaskan sedikitnya ratusan orang dan melukai lebih dari 400 orang.

Sejauh ini, delapan ledakan telah dilaporkan - tiga di kebaktian gereja, tiga di hotel, satu di luar kebun binatang di selatan Ibu Kota Kolombo, dan satu lagi di pinggiran kota.

Sebanyak tujuh orang telah ditangkap dan tiga petugas polisi tewas dalam serangan yang dilakukan pasukan keamanan di sebuah rumah di ibukota Sri Lanka beberapa jam setelah terjadinya serangkaian ledakan bom, yang menurut beberapa pejabat adalah serangan bom bunuh diri.

Serangan-serangan itu merenggut nyawa sedikitnya 27 orang asing, pada hari kekerasan yang belum pernah dilihat Sri Lanka sejak perang saudara berakhir satu dekade lalu

Lebih dari 50 orang tewas di gereja Katolik bergaya gothic St Sebastian di Katuwapitiya, utara Kolombo, kata seorang pejabat polisi kepada Reuters, dengan foto-foto yang memperlihatkan mayat-mayat bergelimpangan di tanah, darah berceceran di bangku-bangku dan atap yang hancur.

Sejumlah media melaporkan 25 orang tewas dalam serangan terhadap sebuah gereja evangelis di Batticaloa, sebuah provinsi yang terletak di timur negara itu.

Serangan lain menargetkan jemaat gereja St Anthony's Shrine di pusat kota Kolombo, tetapi belum bisa dipastikan jumlah korban di lokasi tersebut.

Tiga hotel terkenal di Kolombo juga turut menjadi target serangan bom yakni hotel Shangri-La Colombo, Kingsbury Hotel di Colombo dan Cinnamon Grand Colombo. Belum dipastikan juga apakah ada korban di ketiga hotel tersebut.


Polisi mengatakan ledakan ketujuh menghantam sebuah hotel di Dehiwela, dekat Colombo, sementara seorang juru bicara militer mengkonfirmasi ledakan kedelapan di Dematagoda di pinggiran ibukota.

Di antara warga asing yang tewas adalah satu warga negara Belanda, satu warga negara China, satu warga negara Portugal, dan dua insinyur asal Turki.

Menteri Keuangan Sri Lanka Mangala Samaraweera mengatakan serangan itu merupakan upaya untuk menyeret Sri Lanka kembali ke masa-masa kelam perang saudara. [detikcom]

Baca juga :