[Pesan Seorang Ustadz] SAMBIL MENANGIS, TERPAKSA ANA SAMPAIKAN... "JAGA ULAMA KITA"


[Renungan untuk kita dari sang ustadz..]

SAMBIL MENANGIS, TERPAKSA ANA SAMPAIKAN...

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا زَحْفًا فَلَا تُوَلُّوهُمُ الْأَدْبَارَ ﴿١٥﴾ وَمَنْ يُوَلِّهِمْ يَوْمَئِذٍ دُبُرَهُ إِلَّا مُتَحَرِّفًا لِقِتَالٍ أَوْ مُتَحَيِّزًا إِلَىٰ فِئَةٍ فَقَدْ بَاءَ بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَمَأْوَاهُ جَهَنَّمُ ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir yang menyerangmu, maka janganlah kamu mundur. Barangsiapa yang mundur di waktu itu (kecuali berbelok untuk siasat perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain), maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allâh, dan tempatnya ialah neraka Jahanam. Dan amat buruklah tempat kembalinya”. [QS. Al-Anfâl ayat 15-16]

AKHI, terpaksa ana siratkan sebuah pesan singkat ini pada antum sekalian. Air mata ana tak kunjung berhenti dan terus mengalir deras, hanya orang-orang yang mengertilah yang mampu menangkap suara hati sang Thuwailibi.

Ikhwah fillah dimanapun antum berada,

SEKARANG waktu menunjukkan larut malam menjelang fajar. Tepatnya pukul 03:25 WIB. Wallahi ana ndak bisa tidur memikirkan kondisi bumi pertiwi yang semakin memprihatinkan dan mengerikan ini. Realita ummat yang kian menakutkan. Semoga Allah menurunkan pertolongan pada ummat ini. Tanpa perlu ana jabarkan akan mudah dipahami bagi mereka yang memiliki pemahaman. Selangkah-dua langkah lagi kemungkinan besar detik-detik mencekam itu akan terjadi. Tetapi apalah daya, kapasitas & kemampuan ana saat ini hanyalah bisa berjihad lewat lisan & tulisan.

AKHI, pesan ana pada antum sekalian dimanapun antum berada:

1. Bersiap siaga untuk menghadapi hari-hari itu. Kuatkan aqidah dan iman antum serta keluarga antum. Dekatkan diri kepada Allah dzat yang maha kuasa lagi perkasa. Jangan terpancing dengan segala bentuk isu dan provokasi. pasang kacamata jeli. Karena seorang Haroki sejati, ia tahu kapan saatnya harus bergerak dan tahu kapan saatnya ia harus diam. Karena musang berbulu domba di zaman sekarang jenggotnya panjang celananya cingkrang.

Maka, Jangan bergerak tanpa bimbingan Ahli Ilmu. DENGARKAN SUARA ULAMA. Ulama adalah pewaris Nabi & pemimpin ummat ini. Siapkan diri antum, persiapkan kekuatan lahir (i’dad) dan kekuatan batin (ilmu dan niat yang tulus). BERSIAP-SIAGA dan Jangan putus do’a. Bangun malam dan menangis dihadapan-Nya. Minta pertolongan kepada-Nya. Jangan putuskan hubungan antum dengan Rabbul ‘Izzah wal Jalalah. Karena senjata orang beriman adalah DO’A.

2. JAGA dan perhatikan Ustad Zaitun Rasmin, Ustadz Bachtiar Nasir, Habib Rizieq Shihab, Kyai Ma’ruf Amin, Ustadz Teungku Zulkarnain, dan Ustadz Alfian Tanjung. Akhi, JAGA orang-orang yang namanya ana sebutkan ini. Jaga ketat mereka. Lindungi mereka. Kelilingi mereka. Sekali lagi, jaga mereka! Jaga mereka dalam menganalisa situasi dan mengatur strategi. jangan tergesa-gesa, tapi cukup siapkan semuanya. Agar ketika seruan itu di TABUH, kita sudah siap untuk menjadi ksatria di hadapan-Nya.

3. CATAT yaa akhi, jangan pernah berharap bertemu musuh. Tapi ketika musuh didepan mata, jangan pernah lari walau sejengkal. Ini prinsip mukmin sejati.

Kata Nabi kita Muhammad Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

أَيُّهَا النَّاسُ لَا تَتَمَنَّوْا لِقَاءَ الْعَدُوِّ وَسَلُوا اللَّهَ الْعَافِيَةَ فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاصْبِرُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ ظِلَالِ السُّيُوفِ

“Wahai manusia, janganlah kamu mengharapkan bertemu musuh (perang), tetapi mohonlah keselamatan kepada Allâh. Namun jika kamu bertemu musuh (kamu diperangi terlebih dahulu), maka bersabarlah dan ketahuilah bahwa SURGA ITU DIBAWAH KILATAN PEDANG ”. [HR. Bukhari & Muslim]

Akhi, sekali lagi: jangan pernah berharap terjadi pertumpahan darah. Karena setetes darah seorang mukmin itu jauh lebih mulia daripada Ka’bah. Tetapi jika hari-hari itu benar-benar terjadi, maka ketahuilah akhi........ ISLAM itu hanya tegak di atas dua warna tinta; hitam dan merah. Warna hitam adalah pena para ulama/tulisan para juru dakwah. Warna merah adalah DARAH PARA SYUHADA’.

Nas’alullah al-‘aafiyyah wa salamah.

Maaher At-Thuwailibi.

Bekasi, 9 Februari 2017 pukul 03:25 WIB.


Baca juga :