Made Supriatma:
Saya suka kalau polisi atau aparat apapun maju. Mereka harus menguasai teknologi terkini. Setidaknya mengerti bagaimana teknologi itu bekerja dan syukur kalau bisa membuatnya.
Beberapa minggu lalu saya terpesona pada kemampuan orang-orang Ukraina menghancurkan pesawat-pesawat pembom Russia di tanah Russia sendiri. Kabarnya 41 pesawat yang harganya milyaran US dollar itu hancur. Uniknya senjata yang dipakai adalah drone yang harganya kurang dari seribuan dollar sebiji. Drone ini mengangkut kepala-kepala roket yang kemudian dijatuhkan ke pesawat-pesawat Russia yang sedang parkir.
Drone-drone Ukraina ini bukan teknologi super canggih. Alat-alat itu super murah dan tersedia di mana-mana. Hanya saja cara Ukraina yang sangat kreatif menjadikannya alat perang yang efektif, itulah yang mengagumkan.
Ukraina menyelundupkannya ke dalam truk-truk kontainer yang di parkir beberapa kilometer dari pangkalan Russia. Ketika tiba saatnya, kontainer ini terbuka. Ia dikendalikan dari jauh. Untuk menghindari deteksi radar, mereka memakai sinyal telpon dari SIM card Russia sendiri. Kadang mereka memakai kabel serat optik tipis yang jaraknya beberapa kilometer. Apakah mungkin? Apa tidak nyangkut? Buktinya mungkin dan berhasil.
Dari sini kita coba melihat diri kita sendiri. Entah mengapa polisi-polisi kita memperlihatkan “pasukan robot” pada upacara ulang tahunnya. Kita tidak tahu apa gunanya “robot-robot” ini. Apakah dia akan dipakai mengatur lalu lintas? Untuk menembak sebagai snipper? Untuk berperan melawan koruptor? Atau hanya sekedar menimbulkan kesan canggih?
Saya tidak tahu jawabannya. Tapi yang jelas di belakang robot-robot ini ada remote control. Begitu melihat ini, pertanyaan saya: apa bedanya robot-robot ini dengan mobil-mobilan remote control?
Belum lagi ekspresi mereka yang memegang remote control untuk para robot ini. Persis seperti orang sedang angon bebek - mengendalikan bebek-bebeknya agar tidak tercerai berai.
Jelas kita sedang punya masalah serius dengan teknologi. Dan katanya Mas Wapres kita harus memanfaatkan e-ay! Itu bikin saya ingin misuh: (t)AI ….
*fb