فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ
"Ketika mereka berdua telah pasrah dan dia (Ibrahim) telah menundukkan anaknya ke tanah... "
[Surat As-Saffat Ayat 103]
Nabi Ibrahim dan Ismail telah pasrah dan ikhlas menerima perintah Allah, maka mereka pun melaksanakannya sebagai seorang hamba. Ketika telah mantap pelaksanaan barulah pertolongan Allah datang.
Seandainya mereka hanya pasrah dan tidak melaksanakan perintah maka tidak akan pertolongan itu datang dan mereka tidak lulus.
Ayat ini mengisyaratkan satu bahasan dalam ushul fikih bahwa hikmah dari perintah itu adalah ibtila (ujian) sekaligus imtitsal (pelaksanaan), seperti yang disinggung oleh Muhammad Amin Asy-Syinqithi ketika menafsirkan ayat ini dalam Tafsirnya Adhwa Al-Bayan.
Banyak dari kita pasrah pada keputusan Allah tapi tidak tergerak untuk melaksanakan perintah, padahal pertolongan akan datang ketika kita pasrah dan sekalian melaksanakan perintah.
Lebih parah lagi ada yang pasrah pada takdir dan keputusan Tuhan tapi malah melanggar larangan Tuhan, seperti yang mengaku terpaksa melacur demi uang, yang terpaksa mencuri karena kebutuhan. Bagi orang yang beriman dan tawakkalnya benar, mustahil Allah membiarkannya menyelesaikan kesulitan dengan cara maksiat.
(Ustadz Anshari Taslim)