Oleh: Fathi Nasrullah (Aktivis Kemanusiaan, sedang kunjungan ke Afghanistan)
Gaji seorang tentara EIA (Emirat Islam Afghanistan/Taliban), Tergantung pangkat dan jabatannya, Berkisar antara 9.000 s/d 20.000 Afghani, alias berkisar 2jt rupiah s/d 4.4jt rupiah perbulannya.
4.4jt itu buat level jenderal. Sedangkan 2jt level Polantas. Entah kenapa selisihnya sengaja dibuat ga terlalu njomplang.
Gaji yang cuma secuil itupun tidak selalu mereka terima penuh. Karena pemerintah EIA lebih memprioritaskan kebutuhan masyarakat seperti perbaikan fasilitas umum, Pembukaan jalur lalu lintas baru, Perbaikan jalan dan lingkungan, Pembangunan sekolah madrasah, Dll daripada pengeluaran operasional negara.
Sehingga kadang gaji yang udah mini itu hanya dibayar setengah atau bahkan seperempatnya alias 500rb rupiah s/d 1.1jt rupiah saja.
Tapi banyak kesaksian kalau mayoritas mereka sengaja tidak ambil gaji. Alasan mereka:
(1) Berpuluh/belas tahun kami hidup di gunung-gunung. Dengan hanya roti kering keras ditambah secangkir air putih panas sebagai kuahnya, serta helikopter dan roket2 musuh di atas kepala.
Kami tidak punya kendaraan. Kemanapun pergi hanya kaki sebagai alat berpindah tempat.
Motor butut pun ketika itu adalah sebuah kemewahan yang beresiko kematian. Sebab drone2 serta satelit musuh mendeteksi segala bebunyian.
Bahkan sekedar tenda sebagai tempat tinggal pun tidak kami miliki.
Kami tidur di dalam gua2 yang dingin, basah, keras, dan harus ditinggalkan setelah maksimal 3 hari kami diami.
Lalu setelah semua karunia Allah berupa kemenangan ini, Kami punya mobil biarpun butut, atau rumah meski sederhana, dan berbagai kemudahan lainnya.
Maka sungguh tak elok berharap lebih dari ini. Sebab kami berjuang bukan untuk dunia beserta segala isinya.
Karena bila itu yang kami cari, menjadi antek penjajah ketika itulah yang akan kami tempuh.
(2) Meski telah merdeka tapi kami masih dalam tahap berjuang. Negara memerlukan kami untuk terus menjaga negeri ini dari berbagai ancaman.
Sudah seharusnya kami tetap bersama mereka, Orang2 yang berpuluh tahun berjuang di samping kami. Berdampingan mengorbankan segalanya.
Mereka yang saat ini menjadi Menteri, Dirjen, Gubernur, Walikota, Dll itu dulunya adalah saudara2 kami di atas gunung serta gua2. Saat ini mereka tetap hidup bersama kami. Dan InsyaAllah selamanya akan tetap menjadi saudara kami.
Tak ada yang berubah dari sikap dan semangat mereka. Bedanya adalah, Seizin Allah, Atas kemampuannya mereka mendapat kepercayaan untuk mengelola negara ini.
Maka selama masih dibutuhkan, Jangankan cuma tidak digaji, Bahkan jiwa raga pun akan kami berikan untuk membantu mereka!
Satu fakta lagi:
Ingatkah antum serangan takfiri ISIS sekira 1,5 bulan lalu yang menewaskan puluhan tentara EIA?
Saat itu si ISIS meledakkan diri pada sebuah kerumunan tentara EIA yang sedang antri mengambil gajinya di sebuah bank.
Tahukah antum, ketika itu mereka mengambil gaji yang hanya sejumlah 500rb rupiah per orang!
Ya. Mereka gugur saat sedang menerima gaji yang hanya 1/4 dari total gaji yang seharusnya mereka terima!
Allahumma Taqabbalhum minasy syuhadaa...