Di tahun 2013 ana ketemu dengan seorang pemuda yang kurus lagi terlihat biasa-biasa saja, ternyata ia seorang muallaf yang meninggalkan kemewahan dunia dan pekerjaan dengan gaji lumayan tinggi di masa itu tentunya.
Muallaf ini kemudian belajar mengaji pada ustadzy Ulin Nuha Hafidzohullah, kemudian dengan semangat tingginya ia lanjut belajar pada Ustadz Thobroni Hafidzohullah untuk belajar bahasa Arab dan ilmu-ilmu dien dari fiqh, aqidah, muamalah, dll
Beliau (sang muallaf) pernah berpesan pada ana: ustadz, ana dapet nasehat dari ustadz Thobroni ke ana, kalo antum merasa gak bisa berkembang dakwah antum di daerah yang antum tempati dan antum tidak mendapati orang-orang yang sejalan dan mendukung dakwah antum, maka hijrahlah ke tempat lain, dan cobalah berdakwah di tempat lain, yakinlah bahwa Allah pasti akan membantu jalan antum.
Ana inget setelah lulus kemudian ia berdakwah di salah satu kota (karena gak memungkinkan untuk berdakwah di kotanya dengan sebab-sebab masa lalunya), dan subhanallah ia sudah jadi ustadz yang cukup terkenal di kota tersebut, bisa bangun musolla dan jamaah pengajian rutin.
Ia kirim video finishing mushollanya dan beberapa kajian-kajiannya yang alhamdulillah bisa menyebarkan manfaat pada banyak orang, dan yang membuat ana takjub hanya butuh waktu kurang dari 10 tahun seorang muallaf dengan kehidupan masa lalu yang mengerikan jadi da'i yang bener-bener da'i yang mumpuni dan punya ilmu bahasa Arab yang merupakan kunci ilmu. Dengan ilmu alat yang mumpuni, hafalan quran dan pemahaman fiqh terlebih bab muamalah yang cukup mendalam. Bukan pula cuma sekedar dai-dai kelas penceramah yang gak ngerti tafsil ilmu dengan benar, bukan begitu kelasnya.
Bener sih nasehatnya yang diriwayatkan dari ustadz Thobroni hafodzohullah tadi, sehingga ana berpikir ketika seseorang ada di tempat yang tepat, maka ia akan mudah melesat menuju apa yang ia impikan.
Kita yang islam dari lahir, masak ilmunya gitu-gitu aja? Kalau kita merasa belum memberikan kontribusi yang baik buat islam maka carilah cara agar kelak kita punya bekal berjumpa dengan Allah dengan bekal yang gak biasa dan gak malu-maluin.
*dari fb Ustadz Aboud Basyarahil