Sayyid Qutb mengomentari ayat 16 surat al Isra tentang hubungan perilaku tarof/turfah (bermewahan) dengan kefasikan masyarakat kemudian kehancuran bangsa/umat,
والآية تقرر سنة الله هذه . فإذا قدر الله لقرية أنها هالكة لأنها أخذت بأسباب الهلاك ، فكثر فيها المترفون
"Ayat ini menyebutkan sunnatullah, jika suatu kaum ditakdirkan Allah akan hancur, maka mereka akan mengambil sebab kehancuran ini lalu orang-orang yang gemar bermewahan di dalam umat itu menjadi semakin banyak." [Tafsir Az-Zilal]
Ayat dan tafsirnya ini menjadi pelajaran, bahwa, boleh jadi sudah dorongan natural orang-orang kaya dan atau berkuasa, ingin memamerkan satu-satunya yang mereka punya, yaitu harta yang tidak lumrah, sementara mereka tak punya ilmu, tak punya cita-cita tinggi, maka mereka akan memamerkan kemewahan.
Tapi orang beriman jika mengetahui sunnatullah yang disebutkan Al Quran ini, maka mereka alih-alih memuja mereka, mereka akan membenci mereka bak penyebar penyakit lepra sebab mereka ini asal muasal penyebab kehancuran masyarakat. Dengan demikian mereka tak bisa menjadi banyak, sebab apa faidahnya memamerkan jika orang tak jadi mengagumi mereka?
Namun jika masyarakat berpemahaman kaumnya Qarun, yaitu mengagumi, memuja kaum mutraf ini maka semakin banyaklah mereka, kloplah antara mayoritas masyarakat dengan mayoritas pembesar, tuna iman dan tuna ilmu, terkumpulah sebab-sebab kehancuran bangsa.
(Pdjatmiko)