Polisi Dipalak Polisi... saking ambyarnya penegakan hukum

By TERE LIYE

Kejadian ini kocak sekali. Bripka Madih ini polisi di wilayah A. Dia punya masalah, menurut pak Bripka, tanah orang tuanya di wilayah B diserobot perumahan. Dia lapor dong ke kantor polisi wilayah B.

Eh, dia dimintain duit sama polisi. 'Bro, kalau mau dibantu proses, kira2 100 juta sama tanah 1000 meter hadiah.'

Sungguh, di negeri ini, saking ambyarnya penegakan hukum, kita tidak lagi sedih, atau marah saat lihat kejadian begini, kita malah tertawa.

Tertawa.... aduh, kok di negeri ini, penegakan hukum ambyarnya bukan main.

Nah, buat kalian yg selama ini apatis, bodo amat, tdk peduli, bahkan terus menjilati pemerintah, my friend, ketahuilah, jika polisi saja bisa mengalami begini, apalagi kamu besok lusa.

Jadi, ayo mari, kritis dikitlah dgn hal2 begini.

Hari ini, kita terbantu dgn adanya medsos, kasus2 bisa viral. Coba bayangkan jika ini terjadi tahun 90-an. Dibungkam sana-sini. Masih melawan, hilangkan.

Kritislah dikit, saat melihat pemerasan, suap menyuap, korupsi, kamu kritis gitu loh. Minimal ikut bertanya, ikut protes, ikut komplain.

Saat banyak yang kritis, orang2 itu takut juga loh. Bahkan partai2 besar, saat kita semua kritis, mereka mengkerut juga. Presiden? Jika semua orang kritis atas kebijakannya (misal menjilat ludah mendadak pakai APBN untuk kereta cepat), dia bakal mikir juga. Sayangnya, edukasi soal begini memang masih butuh waktu. Bukannya kritis, sebagian netizen malah pasang badan belain.

Ada hal2 yg kita bisa beda pendapat. Bisa. Tapi ada hal2 yg kita seharusnya bulat sepakat. Seperti penegakan hukum, melawan korupsi, menagih janji2 politisi, dll. Itu seharusnya kita semua sepakat. Karena saat hal2 begini ada pengecualian, misal, mantan koruptor ditunjuk jadi komisaris BUMN, wah repot, di atas ngasih teladan jelek, di bawah dobel kuadrat niru.

Mari naikkan literasi kita semua. Dan mari mulai kritis. Tajam saat melihat segala situasi.

(TERE LIYE)

*fb
Baca juga :