Makanan yang dijatuhkan melalui udara di Gaza berakhir di pasar gelap dengan harga selangit yang tidak terjangkau oleh siapa pun
โ๏ธMuhammad Shehada (warga Gaza)
Seperti GHF (Gaza Humanitarian Foundation), ini adalah eksperimen Darwinis distopia tentang kelangsungan hidup yang terkuat.
Warga Gaza yang sangat kelaparan tidak memiliki energi untuk berjalan bermil-mil, berlari, mengejar, berkompetisi, dan berebut makanan.
Jadi ketika remah-remah makanan dijatuhkan secara acak atau ketika titik distribusi GHF dibuka HANYA 11 menit per hari, yang terkuat dan terkuat adalah yang memiliki peluang lebih tinggi untuk sampai di sana terlebih dahulu dan meraih lebih banyak makanan daripada yang lain.
Ini seperti campuran aneh dari Hunger Games, Squid Game, Mad Max, Fallout, dan Black Mirror.
Beberapa pedagang gelap bahkan menyewa pria-pria kekar dan bugar untuk mengejar airdrop & makanan GHF & menjadi orang pertama yang merebut gula, minyak, tepung terigu & komoditas termahal sejenisnya di pasaran saat ini (1 kilo gula melebihi $150 / Rp 2,4 juta).
Itulah sebabnya Anda membutuhkan sistem PBB yang terdiri dari 400 titik distribusi yang tersebar di seluruh Jalur Gaza, tempat para pekerja kemanusiaan menjangkau mereka yang membutuhkan sambil tetap menjaga martabat mereka.
Airdrop & 4 jebakan maut GHF TIDAK AKAN PERNAH berhasil. Sejak awal, semua itu memang tidak dirancang untuk berhasil; itu hanyalah aksi Humas untuk mempertahankan & menutupi kebijakan kelaparan Israel yang disengaja & menimbulkan penderitaan maksimum dengan kedok kemanusiaan!
๐๐
๐จFood airdropped on Gaza ends up in the blackmarket for exorbitant prices no one can afford
โ Muhammad Shehada (@muhammadshehad2) July 30, 2025
Like GHF, it's a dystopian Darwinist experiment of survival of the strongest
Acutely starving Gazans don't have the energy to walk for miles, run, chase, compete & fight over food
Soโฆ pic.twitter.com/gZwvz1kz4S