Luluh Lantak Dalam 15 Detik

Body
Luluh Lantak Dalam 15 Detik

Guncangan gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menewaskan setidaknya 162 orang, kemarin. Belasan ribu penduduk mengungsi setelah lindu berkekuatan magnitudo 5,6 itu meluluhlantakkan ribuan bangunan. Jumlah korban masih bisa terus bertambah, terutama di wilayah yang terisolasi dan jauh dari jalur evakuasi.

Proses evakuasi korban gempa Cianjur terhenti karena listrik padam. Diperkirakan masih banyak orang tertimbun reruntuhan bangunan. 

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat guncangan akibat gempa yang terjadi pada Senin (21/11/2022) terasa selama 10-15 detik di wilayah Cianjur, Jawa Barat.
Durasi guncangan yang terasa di Cianjur paling lama dibanding daerah sekitarnya.

Gempa berkekuatan magnitudo 5,6 terjadi di Kabupaten Cianjur pada pukul 13.21 WIB, Senin kemarin. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan pusat gempa berada di sebelah barat daya Cianjur, pada koordinat 6.84 lintang selatan-107.05 bujur timur dan terletak di kedalaman 10 kilometer.

Gempa tersebut mengakibatkan kerusakan bangunan di Kabupaten Cianjur, Sukabumi, Bogor, dan Bandung Barat. Kondisi terparah terjadi di Cianjur. 

BPBD Cianjur mencatat 2.277 unit rumah, 8 unit bangunan pemerintah, 10 sekolah, 4 unit fasilitas kesehatan, dan 3 unit rumah ibadah rusak. Jumlah korban meninggal hingga pukul 20.00 WIB kemarin mencapai 162 orang, yang sebagian besar adalah anak-anak.

Angka tersebut diperkirakan bertambah karena diduga masih banyak korban yang tertimbun reruntuhan bangunan. Hingga kemarin malam, BPBD bersama tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) serta anggota TNI-Polri terus berupaya mengevakuasi korban dari reruntuhan bangunan. 

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan proses evakuasi korban juga terhambat karena ada tiga jalan terputus akibat tanah longsor yang terjadi setelah gempa bumi. Ia juga mendapat informasi ada lima mobil yang terperangkap tanah longsor.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) turun tangan menangani jalan putus akibat tanah longsor ini. 

Juru bicara Kementerian PUPR, Endra S. Atmawidjaja, mengatakan tim Kementerian tengah memobilisasi personel dan alat berat ke lokasi bencana. 

“Untuk pembersihan jalan nasional dari pohon-pohon tumbang dan tanah dari longsoran tebing,” katanya lewat keterangan tertulis, kemarin.

Endra menyebutkan ruas jalan nasional yang terputus, di antaranya, berada di Kecamatan Cugenang. Di sini terdapat dua titik longsoran yang parah. 

Ribuan Orang Mengungsi

BPBD Cianjur mencatat jumlah pengungsi akibat gempa bumi mencapai 13 ribu orang. Mereka tersebar di sejumlah lokasi pengungsian yang disiapkan pemerintah daerah.

Pemerintah daerah sudah menyiapkan 47 tenda darurat, yang berkapasitas masing-masing sekitar 40 orang. 

“Pantauan kami, banyak warga yang mendirikan tenda darurat di depan rumah,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, lewat saluran YouTube BNPB, kemarin.

Ia mengatakan BNPB juga sudah mengirim bantuan logistik berupa selimut dan makanan. Bantuan yang dikirim lewat darat itu diperkirakan tiba pagi ini. BNPB juga akan mengerahkan helikopter untuk menjangkau daerah terisolasi akibat tanah longsor.

Tenda darurat tidak hanya didirikan di lokasi pengungsian, tapi juga di area rumah sakit pemerintah. Misalnya, di Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Cianjur dibangun tujuh tenda darurat. Tapi tenda-tenda ini dikhususkan bagi korban luka dan membutuhkan perawatan.

Staf RSUD Sayang Cianjur, Permanagi, mengatakan korban gempa terus berdatangan dari siang hingga malam. Namun sebagian besar korban itu datang tanpa anggota keluarga. “Jadi, ada yang kami posting di media sosial untuk mencari keluarganya,” kata Permanagi.

Suasana di rumah sakit sedikit berbeda dibanding di permukiman. Listrik di rumah sakit tetap menyala. Sedangkan listrik di permukiman penduduk padam sejak gempa hingga malam. “Tadi saya telepon ke keluarga di rumah (di Warungkondang), listrik belum menyala dari siang sampai malam ini,” kata Permanagi.

[Sumber: Koran Tempo]
Baca juga :