Demo di Tel Aviv menolak kelaparan di Gaza, PBB: Gaza Sedang “Dibunuh dengan Lapar”

[PORTAL-ISLAM.ID]  Laporan @AlonLeeGreen di X: "Sedang berlangsung di Tel Aviv: kami berbaris membawa foto-foto anak-anak di Gaza yang mati kelaparan oleh pemerintah dan tentara kami. Kami tidak bisa menerimanya. Kami menyerukan kepada masyarakat untuk menolak kelaparan, menolak pembunuhan, menolak pemusnahan."

🔴PBB: Gaza Sedang “Dibunuh dengan Lapar”

Krisis kelaparan terus merenggut nyawa di Jalur Gaza. Lapar telah mencabik-cabik tubuh warga bersamaan dengan serangan brutal penjajah “Israel” yang terus menerapkan blokade dan agresi militer tiada henti.

Satu per satu nyawa berguguran bak daun-daun kering di musim gugur, dari perut Gaza yang dililit kelaparan. Ratapan para ibu terdengar pilu, bukan atas gugurnya para syuhada di medan perang, melainkan anak-anak mereka yang syahid karena sepotong roti yang tak pernah sampai. Kelaparan telah menjadi algojo zaman ini.
Sumber medis di sejumlah rumah sakit Gaza melaporkan bahwa empat warga –termasuk dua anak– gugur sejak Selasa dini hari akibat malnutrisi parah dan dehidrasi. Peringatan mengenai potensi kematian massal akibat kelaparan dan kehausan di wilayah yang terkepung itu pun semakin menggema.

Salah satu bayi yang gugur adalah Yusuf ash-Shafadi, meninggal karena malnutrisi di wilayah utara Gaza. Di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, anak bernama Abdul Hamid al-Ghallban juga dinyatakan wafat karena kekurangan gizi. Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsha melaporkan kematian warga Palestina lainnya, Ahmad al-Hasanat, dengan penyebab serupa.

Direktur Palestinian Medical Relief Society di Gaza memperingatkan kemungkinan terjadinya kematian massal di kalangan warga sipil akibat kelaparan. Ia menyebut, “Gaza telah memasuki fase paling berbahaya dari krisis kelaparan. Kami mengantisipasi kematian besar-besaran, terutama di kalangan perempuan dan anak-anak.”

Ia juga mengungkapkan bahwa puluhan ribu warga menderita gizi buruk di berbagai pusat kesehatan. Sekitar 60.000 ibu hamil di Gaza kini menghadapi kelaparan dan malnutrisi.

Dari pihak lain, juru bicara Kota Gaza mengatakan kepada Al Jazeera bahwa krisis air semakin parah. Rata-rata konsumsi air warga kini kurang dari 5 liter per hari—untuk minum, memasak, mandi, dan kebutuhan dasar lainnya. Sumur-sumur air hanya mampu memenuhi kurang dari 12% kebutuhan total penduduk.

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) menyatakan bahwa Gaza sedang mengalami kelaparan dan lonjakan kasus malnutrisi, seraya menegaskan bahwa bantuan yang masuk ke wilayah itu sangat tidak mencukupi.

“Situasi di Gaza adalah yang terburuk dalam sejarah. Mereka yang selamat dari bom kini sedang menghadapi maut akibat kelaparan,” tegas pernyataan PBB.

PBB mencatat bahwa 2,1 juta warga terjepit di area sempit yang hanya mencakup 12% dari luas wilayah Gaza, tanpa akses cukup terhadap makanan dan air bersih. Rumah sakit-rumah sakit dilaporkan kolaps akibat membludaknya korban dan minimnya suplai medis.

900 Syahid karena Kelaparan

Jumlah korban jiwa akibat kelaparan di Gaza terus meningkat. Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan pada Senin bahwa 20 orang syahid dalam 48 jam terakhir akibat kelaparan.

Pada Ahad sebelumnya, kementerian menyebut bahwa lebih dari 900 warga Palestina –termasuk 71 anak-anak– telah syahid akibat kelaparan dan malnutrisi. Selain itu, terdapat 6.000 korban luka-luka yang menderita karena mencari sesuap makanan di tengah perang pemusnahan oleh “Israel”.

Pada Senin (21/7/2025), kementerian juga mengumumkan bahwa jumlah korban agresi militer “Israel” sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai 59.029 syahid dan 142.135 korban luka-luka.

Baca juga :