Mencintai yang Membenci: Dilema Kristen dan Bangsa Pilihan Tuhan
Di banyak gereja hari ini, bendera biru putih dengan bintang Daud berkibar berdampingan dengan salib.
Doa-doa dipanjatkan untuk Israel.
Air mata jatuh demi Yerusalem.
Sebagian umat Kristen hari ini meyakini: Yahudi adalah “bangsa pilihan Tuhan.”
Mereka saudara rohani. Mereka bagian dari nubuat akhir zaman.
Tapi jika sejarah bisa bicara, ia akan menatap heran dan bertanya:
“Sejak kapan korban memuja algojonya?”
🔴Bagaimana Yahudi Melihat Kristen?
Sebelum kita bicara soal cinta dan persaudaraan, mari kita balik pertanyaannya:
Bagaimana Yahudi melihat Kristen?
Jawabannya pedih. Dalam hukum Yahudi klasik, agama Kristen disebut sebagai avodah zarah penyembahan berhala.
Bagi para rabi, menyembah Yesus sebagai Tuhan adalah penghinaan terhadap tauhid.
Yesus, dalam sebagian teks Talmud, tidak dimuliakan. Ia justru dilecehkan.
Beberapa kutipan menyebut Yesus sebagai:
“Ben Pandera” – anak hasil hubungan gelap, sebab Yesus lahir tanpa Ayah. Mereka menuduh Maria berzina dengan tentara Romawi.
“Penyesat Israel yang layak digantung” Yesus dianggap Nabi palsu.
“Yesus sekarang dalam neraka mendidih bersama kotoran” (Gittin 57a)
Mereka tidak melihat Kristen sebagai saudara seiman.
Mereka melihatnya sebagai bid’ah. Sebagai ancaman. Sebagai bentuk penyimpangan dari ajaran Musa.
🟣Penaklukan Yerusalem oleh Tentara Salib (1099)
Pada 15 Juli 1099, pasukan Salib menaklukkan Yerusalem setelah pengepungan selama lebih dari sebulan. Sekitar 40.000–70.000 orang dibantai, termasuk Muslim dan Yahudi. Komunitas Yahudi dibakar hidup-hidup di sinagoga mereka.
Alasan orang orang Kristen melukai orang orang Yahudi karena “dulu” orang orang Yahudi juga pernah ikut membunuh Tuhan mereka, dengan cara di Salib.
Kesaksian kontemporer mencatat darah “mengalir hingga mata kaki”—menunjukkan skala pembantaian brutal oleh tentara Kristen.
🔵Inkuisisi Spanyol dan Portugal (1478–1834)
Gereja Katolik memutuskan untuk menjadikan seluruh Spanyol dan Portugal sebagai negara Kristen. Akhirnya baik Ribuan Muslim dan Kristen disiksa dan dieksekusi melalui pembakaran hidup-hidup (auto-da-fé).
Perkiraan korban tewas dari Yahudi : 30.000–50.000 orang Yahudi dan conversos.
Aset dan rumah mereka dirampas oleh negara dan gereja.
🟤Pogrom Salib Pertama di Eropa (1096)
Dalam perjalanan menuju Yerusalem, tentara Salib membantai komunitas Yahudi di Jerman dan Prancis. Di kota-kota seperti Worms, Mainz, dan Cologne, 4.000–10.000 Yahudi dibantai. Ini disebut sebagai Rheinland Massacres, awal pogrom Kristen terhadap Yahudi.
⚫️Tuduhan Wabah Hitam (1348–1351)
Karena eropa saat itu terserang wabah, Umat Kristen menuduh Yahudi meracuni sumur dan menyebabkan wabah. Akibatnya:
Di Strasbourg, sekitar 2.000 Yahudi dibakar hidup-hidup pada tahun 1349.
Di Basel, seluruh komunitas Yahudi diusir dan anak-anak mereka dipaksa masuk Kristen.
Diperkirakan 20.000–30.000 korban Yahudi di seluruh Eropa selama masa wabah.
🟠Pengusiran Massal oleh Negara Kristen
Inggris (1290): seluruh komunitas Yahudi diusir.
Prancis (1306, 1394): ribuan Yahudi diusir berkali-kali.
Spanyol (1492): sekitar 200.000 Yahudi diusir lewat Dekrit Alhambra; yang menolak pindah agama dibunuh.
Portugal (1496): pengusiran dan pembaptisan paksa.
Ratusan ribu Yahudi kehilangan rumah, tanah, dan kewarganegaraan.
🟢Pogrom Kekaisaran Rusia (1881–1906)
Kebencian terhadap etnis Yahudi Terjadi di wilayah Polandia, Ukraina, dan Rusia. Sinagoga dibakar, perempuan diperkosa, anak-anak dibunuh Ribuan orang Yahudi tewas dalam kekerasan massa yang didiamkan (bahkan kadang didukung) oleh otoritas Kristen Ortodoks.
Catatan: Semua peristiwa di atas dilakukan oleh berbagai institusi dan komunitas Kristen selama berabad-abad, dengan korban Yahudi mencapai ratusan ribu jiwa, belum termasuk pengusiran, perampasan harta, asimilasi paksa, dan kekerasan seksual.
🔵Ketika Bintang Daud Naik ke Mimbar Salib
Maka muncul satu pertanyaan penting:
Jika dulu Yahudi ditolak, diburu, bahkan dibantai oleh gereja…
Mengapa kini mereka dielu-elukan sebagai saudara rohani?
Jawabannya terletak pada satu kata: dispensasionalisme.
Ini adalah paham Kristen modern yang meyakini bahwa:
• Yahudi tetap bangsa pilihan Tuhan.
• Negara Israel adalah bagian dari skenario akhir zaman.
• Yesus akan datang kedua kali melalui Yerusalem.
Dari sinilah muncul gerakan Kristen-Zionis.
Mereka menyumbang miliaran dolar ke Israel, mendukung penjajahan atas Palestina, dan menganggap kritik terhadap Zionisme adalah pemberontakan terhadap kehendak Tuhan.
Ironisnya?
Sebagian besar Yahudi tetap menolak Yesus.
Mereka tak menginginkan konversi massal.
Mereka tidak percaya pada nubuat Injil.
Mereka bahkan menertawakan misi spiritual Kristen modern.
🔴Menutup Luka dengan Delusi
Sebagian umat Kristen hari ini menyebut Yahudi sebagai saudara rohani.
Tapi sejarah berbicara lain:
Yang mereka sebut saudara, menghina Tuhan mereka.
Yang mereka bela, menolak Injil mereka.
Yang mereka anggap “bangsa pilihan,” tidak pernah menganggap mereka bagian dari keluarga iman.
Apa ini kasih?
Atau amnesia kolektif?
Penutup: Ketika Luka Dijadikan Doa
Cinta buta kadang tumbuh dari rasa bersalah.
Setelah membantai dan mengusir Yahudi selama berabad-abad, kini sebagian Kristen bersimpuh di altar politik Israel.
Mereka menyebutnya rekonsiliasi.
Padahal lebih mirip penyembahan terhadap penolak Kristus.
Di mimbar gereja, nama Yesus diagungkan.
Tapi di politiknya, bendera para penyalib-Nya dikibarkan.
Kristus disalib. Tapi para penyalib justru kini dipuja.
Apa ini iman… atau delusi?
(Ngopidiyyah)