[PORTAL-ISLAM.ID] Anggota Komisi III DPR RI Trimedya Panjaitan melontarkan kritikan pedas pada Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo terkait kinerjanya.
Hal itu diungkapkan Trimedya seperti pada tayangan di Channel YouTube saat Trimedya jadi narasumber pada program Bung Karni Ilyas, Indonesia Lawyer Club. Dalam tayangan tersebut, Trimedya menyinggung soal Jateng yang disebut masuk dalam 17 provinsi miskin.
Menurut Trimedya, Ganjar Pranowo yang dicap sebagai gubernur berhasil dibanding Gubernur di daerah lain, justru tidak sama sekali. Meskipun keduanya merupakan kader PDIP, namun Trimedya berani melayangkan pertanyaan sederhana tapi menusuk.
"Kalau berhasil pak Ganjar, kenapa Jateng masuk 17 Provinsi miskin?," ujar Trimedya pada program Bung Karni Ilyas, Indonesia Lawyer Club, dikutip Rabu (23/11).
Kemudian, Trimedya menegaskan bahwa pertanyaan tersebut baginya sangat mendasar.
"Kenapa Wadas gak selesai? Sekadar diketahui Bang Karni. Mayoritas aktivis yang mengadvokasi wadas itu, pendukung Ganjar periode kedua," ungkapnya.
Pendukung Ganjar periode kedua itu, lanjut Trimedya. Kecewa. Lantaran dilupakan (wadas).
"Kemudian dia lihat ada rakyat yang teraniaya. Nah, soal-soal seperti ini kan masyarakat gak tahu," ucap Trimedya.
Menurut Trimedya, masyarakat hanya mengetahui Ganjar pada sisi yang bagus-bagus saja. Sebab, memang telah diframing seperti itu.
"Tahunya, framing yang dibuat seperti itu. Kemudian kalau dilihat lagi, sekarang ini sudah 4 tersangka kasus Bank Jateng. Di mana tanggungjawab Gubernur?," lanjutnya.
Trimedya mengungkap, terdapat 4 tersangka Bank Jateng. Diduga keempat tersangka itu merugikan negara senilai Rp235 miliar.
"Nanti kalau rapat dengan Jaksa Agung, saya juga menanyakan itu. Tersangka itu bagaimana ininya. Dan, itu yang periksa Kejagung. Bukan Kejak Jateng. Langsung diambil alih oleh Kejagung. Nah itu yang harus kita lihat," tandasnya.
Menurutnya, soal-soal seperti itulah yang harus disampaikan. Dia berharap, jangan salah mencari pemimpin.
"Kita pilih pemimpin yang rekam jejaknya bisa kita ketahui. Ini kan era digital. Jadi rekam jejaknya kita bisa ketahui. Dia lanjut mempertanyakan, relawan Ganjar duitnya dari mana?," tandas Trimedya.[wartaekonomi]