"Selama Yang Naik Bukan BBM Subsidi, Gak Ada Masalah" --- itulah cara pikir SALAH!

SESAT PIKIR MENYIKAPI KENAIKAN HARGA BBM NON SUBSIDI

"Selama yang naik bukan BBM subsidi, ngga ada masalah" kata Mas Bedjo.

Mas Bedjo adalah Tukang Gorengan yang selalu menjadi rujukan bagi para Jokower di Negara Sepatan.

"Saya cuma punya motor supra bapac. Pertalite masih subsidi. Masih aman. Ngapain saya ribut urusan orang kaya. BBM yang naik kan Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex" sambung Mas Bedjo.

Besoknya Mas Bedjo ngomel-ngomel.

"Harga Terigu kenapa naik? Harga Tempe kenapa naik? Harga Kantongan Plastik kok naik juga ya? Saya kalau naikkan harga Gorengan pasti ngga laku. Kalau ngga dinaikkan, untung setipis kartu ATM!"

===========

Ok, kisah di atas cuma ilustrasi.

Tetapi begitulah. Namanya kenaikan BBM, efeknya pasti merembet kemana-mana. Sekalipun Pertamina Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex adalah BBM untuk Kendaraan orang-orang kaya, tetapi orang miskin seperti Mas Bedjo yang Tukang Gorengan akan terkena imbasnya.

Gorengan Mas Bedjo pakai Tepung Terigu. Pemilik Pabrik Tepung Terigu adalah orang kaya yang mobilnya pakai Pertamax Turbo. Ketika biaya BBM mobilnya naik, maka dia juga menaikkan harga produknya.

Gorengan Mas Bedjo juga pakai Kantongan Plastik. Pemilik Pabrik Kantongan Plastik adalah orang kaya yang mobilnya pakai Pertamina Dex. Ketika harga Pertamina Dex naik, maka dia juga menaikkan harga Kantongan Plastiknya.

Catat. Orang kaya tidak akan pernah mau rugi. Bahkan potensi kerugian bisa mereka jadikan alasan untuk meraup keuntungan (yang lebih banyak lagi).

Tinggallah Mas Bedjo. Karena pikirannya yang terlalu sederhana. Akhirnya menderita.

Mas Bedjo... Mas Bed-jo....halah..Jo..Jo... Kowi eh Kowe kebiasaan jarang mikir. Akhirnya sesat pikir.

==========

"Bos, mulai bulan depan harga terpaksa kita naikkan perunitnya goban (50 rb) ya?"

Saya cuma diam. Ngga balas. Saya sudah tahu. Bukan tempe lagi. Begitu Pemerintah menaikkan harga BBM non Subsidi, akan ada imbasnya ke Bisnis saya.

Para Supplier saya rata-rata menggunakan BBM non Subsidi. Setiap biaya keluar (termasuk transportasi) pasti mereka bebankan ke Bisnis mereka.

Sekalipun mereka berusaha tidak menaikkan harga, maka para Pemilik Pabrik yang akan menaikkan harga barang.

(Kisah Nyata)

==========

Jadi tolong jangan ada yang terlalu menyederhanakan masalah kenaikan BBM ini.

Kondisi bisnis dan keuangan para Pengusaha Kecil seperti saya baru mau bangkit. Setelah dua tahun dihantam masalah Pandemi Covid 19. Mbok ya sabar dulu dan tahan nafsu sedikit untuk terus-menerus menyusahkan rakyat!

(Azwar Siregar)

Baca juga :