Anak-Anak PKI, Mari Sini
Oleh: Ustadz Abrar Rifai (Ponpes Babul Khairat Malang)
Yang mencoba membela PKI atas semua kebiadabannya terhadap Bangsa dan Negara, mereka bukan hanya manipulator sejarah, tapi mereka adalah para pengkhianat yang tak patut berkewarganegaraan Indonesia!
Bagaimana mungkin kelompok seperti PKI yang sudah jelas melakukan pembantaian terhadap Tentara Nasional Indonesia, tapi masih dibela. Sarap kalian!
Ada lagi yang mencoba ngebacot bahwa PKI adalah korban. Hey, otakmu sudah sungsang! PKI yang memberontak, PKI yang membantai, PKI yang berkhianat, bagaimana logikanya kau menganggap mereka sebagai korban? Mikir!
Ada lagi yang menuntut kita harus minta maaf pada PKI. Minta maaf atas kesalahan apa?
Apa kesalahan yang kita lakukan kepada PKI? Yang bener aje!
Sepanjang Pemerintahan Orde Baru, PKI maupun anak-anak turunnya memang tersingkirkan nyaris dari semua panggung kehidupan.
Secara sosial, PKI dicibir. Kesempatan kerja tak mereka dapatkan semestinya. Hak-hak mereka sebagai warga Negara memang seakan dihabisi. Pun, mereka tak diperkenankan untuk jadi pejabat.
Tapi bukan berarti kita harus minta maaf pada PKI. Sanksi sosial dan politik yang mereka terima, adalah ganjaran atas kekejian yang telah dilakukan.
Terlalu dalam luka sejarah yang digali oleh PKI. Luka yang tak mudah diobati oleh upaya kebaikan apapun yang dilakukan oleh anak-anak PKI saat ini.
Maka, upaya menjungkir-balikkan fakta, justru akan membuat luka itu semakin menganga.
Bahkan kalau upaya jungkir balik itu difasilitasi oleh Negara sekalipun, tak akan pernah berhasil memanipulasi sejarah.
Sebab luka yang digali PKI tidak hanya pada tubuh elit. Tapi luka tersebut mereka rajam pada seluruh Bangsa Indonesia.
Maka, seharusnya yang kita --terlebih anak-anak PKI-- lakukan saat ini, adalah menjadikan sejarah kebiadaban PKI tersebut sebagai masa lalu bangsa ini yang demikian kelam.
Selanjutnya biarkan anak-anak PKI kembali merengkuh jati dirinya sebagai anak-anak Ibu Pertiwi yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan anak-anak yang lain.
Toh sebenarnya, sejak Gus Dur menjadi Presiden, hak-hak anak PKI telah dipulihkan. Mereka kini telah berkiprah di segala bidang, bersaing dengan anak-anak Bangsa yang lain.
Jadi pengusaha, silakan. Jadi profesional, mangga. Jadi pejabat, monggo. Bahkan tak sedikit di antara mereka yang saat ini menjadi politisi terkemuka di Senayan.
Kita sambut pembauran kembali anak-anak PKI untuk lebur seutuhnya bersama kita menjadi warganegara yang baik.
Warganegara yang seutuhnya menjunjung Pancasila sebagai dasar dan ideologi NKRI yang sudah final!
Maka, jangan coba-coba mengutak-atik kembali Pancasila. Sebab itu artinya kalian menyengajakan diri binasa di bawah duri bangsa ini. Karena Indonesia adalah panji martabat yang akan kita junjung selamanya.
Malang, 1 Oktober 2021