"MAHFUDISME" Sebuah Catatan

Body

MAHFUDISME

MAHFUDISME adalah sebuah konstruksi pikiran yang dibangun untuk menilai semua tindakan preventif terkait wabah virus Covid-19 atau populer disebut sebagai virus Corona.

Basis konstruksi pikirannya adalah menyederhanakan semua tindakan preventif terkait penyebaran virus Corona sebagai sebuah tindakan ekonomi, bukan karena adanya virtue kepedulian pada warga.

Simbolisme Mahfudisme ada pada kalimat "takut tidak sukses". Jadi, jika memakai logika berfikir Mahfudisme, semua tindakan yang dilakukan untuk pencegahan penyebaran virus Corona dilakukan karena "takut tidak sukses".

Misal, langkah Gubernur Anies Baswedan menunda event internasional Formula E pada Juni nanti, menurut logika Mahfudisme, basisnya adalah "takut tidak sukses" karena sepi penonton, bukan kepedulian.

Mahfudisme mencoba membangun logika bahwa tidak ada manusia yang mulia karena peduli pada sesamanya. Semua tindakan selalu bisa dikaitkan dengan kepentingan ekonomi dan politik.

Dalam logika Mahfudisme, semua langkah penundaan event internasional semata karena takut rugi. Dan langkah-langkah pencegahan itu, dijadikan sebagai panggung politik bagi semua pihak yang melakukannya.

Logika Mahfudisme ini begitu sederhananya sehingga bisa masuk ke kepala setiap orang dengan mudah. Apalagi di tengah iklim persaingan, karena logika itu mengandung sinisme. Anda melakukan itu bukan karena anda peduli, tapi takut rugi. Nyess!

Dalam logika semacam itu, kita akan mencibir pernyataan manapun atau siapapun yang mengatakan bahwa penundaan event internasional dilakukan untuk mencegah penyebaran wabah.

Misalnya, kita akan mencibir Van Diesel yang mengatakan, keputusan untuk menunda peluncuran film larisnya, Fast and Furious 9, merupakan langkah yang dibuat dengan melihat keselamatan semua orang sebagai pertimbangan utama studio dan kru film.

"Fast 9" sebelumnya dijadwalkan akan dirilis di Amerika Serikat pada 22 Mei 2020. Tapi karena pertimbangan keselamatan, ditunda menjadi tahun depan, tahun 2021. Terkait penundaan film, Diesel bukan satu2nya.

Beberapa tanggal rilis film Hollywood lainnya juga telah dipindahkan karena tingkat infeksi virus corona meningkat. "A Quiet Place Part II" telah memilih untuk tidak tayang perdana pada bulan Maret. Sementara petualangan James Bond "No Time to Die" dipindahkan dari April ke November.

Bagi Mahfudisme, semua itu dilakukan karena takut sepi penonton. Bukan karena soal keselamatan.

Mahfudisme melihat tidak ada kepentingan paling utama selain kepentingan ekonomi. Kemulian dan kepedulian manusia adalah omong kosong! Kalian semua takut rugi saja!

Sekilas, argumen Mahfudisme sangat masuk akal. Event olahraga apalagi event hiburan adalah event bisnis juga. Karenanya, ada perhitungan2an terkait resiko-resiko rugi.

Masalahnya, Mahfudisme mengandung bahaya karena melihat manusia semata sebagai "binatang" ekonomi semata. Manusia, karena kepentingan ekonominya, dianggap bukan lagi manusia. Manusia bukanlah makhluk etis lagi.

Karenanya, Mahfudisme adalah sebuah ideologi pikiran yang "dingin" membekukan. Kering dari kehangatan kemanusiaan. Penuh sinisme pada idealisme kemuliaan. Dia adalah ideologi para pencerca dengan motif menjatuhkan sebuah aksi tindakan.

Mahfudisme adalah apatisme. Keputusasaan untuk melihat bahwa manusia punya kepedulian pada sesamanya. Mahfudisme, tidak percaya pada adanya CINTA. Karena semua digerakkan semata oleh UANG, UANG dan UANG.

Untuk itu, respons bagi Mahfudisme bagi saya hanya satu: KASIHAN.

(By Akhmad Danial)

Baca juga :