MENAFSIRKAN KEJUTAN PROF. MAHFUD MD DAN TITO KARNAVIAN, BY DESIGN?


MENAFSIRKAN KEJUTAN PROF. MAHFUD MD DAN TITO KARNAVIAN

Jumat lalu (31/1/2020) jelang waktu sholat aku landing di bandara Juanda Surabaya untuk dua agenda meeting. Di Masjid At-Taqwa Bandara Juanda, kulihat banyak polisi siaga berjaga-jaga. Ada apa gerangan? Jujur sedikit trauma dengan banyaknya polisi diseputar bandara. Sebab saat Pilpres lalu, seringkali aku berhadapan dengan mereka di bandara di kota-kota tempat dilaksanakannya deklarasi RGP. Rupanya polisi yang banyak untuk siaga jaga Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.

Saat sholat Jumat akan dimulai, aku terkejut. Ditengah iqomah diumumkan bahwa H. Tito Karnavian diminta jadi imam sholat Jumat. Wah, keren nih kejutan dari pak Mendagri kita. Turut bangga ada pejabat pandai mengimami sholat, juga miris ada pejabat jadi imam sholat diumumkan disaat iqomah berlangsung.

Jelang Maghrib, meeting pertamaku kelar. Lepas sholat, sambil menunggu jemputan untuk meeting berikutnya, lagi-lagi aku dibuat terkejut. Baca berita online tentang statement doa dan dukungan dari Menkopolhukam Prof. Mahfud MD atas pencalonan Tito Karnavian - Khofifah di Pilpres 2024. Wuidih, ngeri pula nih kejutan dari Prof. Mahfud.

Kira-kira kejutan-kejutan itu kebetulan atau by design? Tito Karnavian siangnya imam sholat Jumat, tetiba sorenya doa dan dukungan Prof. Mahfud MD kepada Tito Karnavian untuk Presiden 2024. Memang ngeri-ngeri sedap kejutan duo Menteri kabinet kerja ini.

Rasanya perlu menafsirkan kejutan dari Prof. Mahfud MD dan Tito Karnavian. Yakni; soal peluang Tito dalam kontestasi Pilpres 2024.

Tito Karnavian ketika diangkat Mendagri, ia masih aktif sebagai Kapolri. September 2020 nanti ada kontestasi 270 Pilkada serentak diseluruh wilayah NKRI. Tahukah kau kawan? Kandidat calon kepala daerah asal kepolisian baik yang pensiun ataupun mengundurkan diri, hampir tersebar disemua daerah yang melaksanakan Pilkada 2020 ini.

Apabila 270 Pilkada serentak 2020, kandidat kepala daerah asal kepolisian memenangkan 30% saja. Maka, akan ada 81 kepala daerah yang berasal dari kepolisian. Ingatlah kawan, tahun 2020 ialah pelaksanaan Pilkada terakhir dan baru akan ada Pilkada lagi tahun 2024.

Artinya tak ada lagi pelaksanaan Pilkada bagi daerah yang masa jabatan kepala derahnya habis di tahun 2022, 2023, dan 2024. Maka akan ada sekitar 244 pelaksana tugas (Plt) kepala daerah. Dan sesuai UU, semua Plt. itu ditunjuk oleh Mendagri Tito Karnavian. (Termasuk pengganti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang akan habis di 2022, penggantinya adalah pejabat plt yang ditunjuk oleh Mendagri. Pilgub DKI baru akan digelar 2024, bukan 2022. -red)

Sungguh saat ini sangatlah strategis jabatan Menteri Dalam Negeri bagi Tito Karnavian. Sebab peluang kemenangan di Pilpres 2024 sangat terbuka lebar. Pasalnya Tito bakalan memiliki modal kekuatan 81 kepala daerah asal kepolisian jika menang 30% di Pilkada serentak 2020 ini, ditambah 244 Plt. kepala daerah yang ia tunjuk.

Dari total 554 kepala daerah di NKRI, ada 325 kepala daerah (81+244 plt) yang bakal sekubu dengan Tito. Dan boleh jadi akan ALL OUT untuk kemenangan Tito Karnavian di Pilpres 2024. Diatas kertas, Tito bakal mulus bertahta di Istana Merdeka 2024 nanti. Jika skenario tersebut khobul, praktis di 2024 nanti polisi menduduki jabatan-jabatan strategis disemua lini.

Wallahu a’laam.

Salam Indonesia Menang,
(AS)

Baca juga :