MU'TAMAR AL-AZHAR, GAGALNYA UPAYA LIBERALIS DAN AS-SISI


MU'TAMAR AL-AZHAR, GAGALNYA UPAYA LIBERALIS DAN AS-SISI

Oleh: Hasmi Bakhtiar
(Alumni Al-Azhar Cairo)

Gw mendukung bayan akhir Mu’tamar Pembaharuan Pemikiran Islam yang dilangsungkan oleh Al Azhar. Bayan ini terutama poin 14 menampar muka semua pendukung kudeta militer yang dilakukan As-Sisi, termasuk Ahmad Thayyib sendiri.

Seorang kawan ngechat gw, kenapa gw mendukung isi Mu’tamar Al Azhar yang digagas Syaikhul Azhar Ahmad Thayyib dan disponsori As-Sisi ini? Kata dia, bukannya lw dulu bilang Thayyib ini syaikh kudeta?

Mu’tamar Al Azhar yang hasilnya dibacakan Thayyib adalah kelanjutan dari proyek “deradikalisasi” As-Sisi. Yah paham lah kita deradikalisasi yang diinginkan As-Sisi apa, yaitu mencabut Islam sampai ke akar2nya.

Syaikhul Azhar Ahmad Thayyib dapat perintah langsung dari As-Sisi untuk melakukan deradikalisasi via agama. Institusi Al Azhar diharapkan ampuh sebagai alat untuk menghantam mereka yang menolak kudeta militer. Dibuatlah program Pembaharuan Pemikiran Islam.

Arahnya kemana? As-Sisi ingin Haiah Kibar Ulama Mesir seperti Haiah Kibar Ulama Saudi, menjadi tukang baca mantra agar pemimpin aman di kursi kekuasaan.

Salahnya As-Sisi dia gak sadar kalau lingkungan Al Azhar sangat jauh berbeda dg lingkungan Haiah Kibar Ulama Saudi. Hingga saat ini Al Azhar belum sepenuhnya bisa dikendalikan As-Sisi walau kepalanya, Syaikh Thayyib sudah dalam genggaman.

Diselenggarakanlah Mu’tamar Al-Azhar dg tema Pembaharuan Pemikiran Islam yang tujuannya adalah memaksakan penentang As-Sisi disebut sebagai teroris dan sah untuk dihabisi oleh negara. Liberalis kw di Mesir dan Indon awalnya sangat mendukung mu’tamar ini.

Prediksi gw sebelumnya, rumusan mu’tamar ini akan sangat mengerikan. Tapi melihat ketidakhadiran As-Sisi dalam pembukaan mu’tamar dan hanya diwakilkan kpd Madbouly (perdana menteri) membuat gw curiga ada yang ga beres dg rencana As-Sisi.

Ditambah lagi dg drama saling serang antar Presiden Cairo University, Utsman Elkhosht dg Syaikhul Azhar Ahmad Thayyib. Menurut Utsman Elkhosht, ga cuma religious discourse-nya aja yang harus diperbaharui tetapi juga ‘turats’ sebagai pijakan discourse ini berdiri.

Kemauan Elkhosht ini sejalan dg kemauan kaum liberal Mesir yang diaminkan juga oleh liberalis indon. Kalau bisa, mereka ingin Islam ini bisa diutak atik sesuai napsu mereka. Mereka berharap mu’tamar Al Azhar sebagai pembenaran. Sayang, keinginan tsb gagal terwujud.

Yah walau dari 29 rumusan tersebut ga ada satupun yang bicara issue penting dunia Islam saat ini seperti deal of the century-nya Trump yang merampok tanah Palestine atau pembelaan kpd muslim Uighur tapi setidaknya rumusan mu’tamar tsb memupuskan harapan kaum liberal.

29 Masalah Kontroversial Diselesaikan oleh Sheikh Al-Azhar dalam Pernyataan Akhir Konferensi Pembaruan Pemikiran Islam
Link: http://gate.ahram.org.eg/News/2364913.aspx

Dari beberapa poin rumusan hasil Mu'tamar Al-Azhar justru menangkal syubhat yang selalu didendangkan kaum liberalis termasuk liberalis Indo. Misal pada poin 13 tentang Khilafah.

Gw bukan pendukung khilafah ala HTI, tapi gw menolak bahwa Khilafah adalah musuh. Poin 13 menyebut bahwa Khilafah adalah sistem pemerintahan yang dipilh oleh para sahabat Nabi. Tidak ada keharusan dalam Islam memilih sistem tertentu asal maksud-maksud bernegara terpenuhi.

13. Khilafah adalah sistem pemerintahan yang diterima oleh para sahabat Rasulullah dan sesuai dengan kondisi zaman mereka. Urusan agama dan dunia pun terselenggara dengan baik dengan sistem tersebut. Namun demikian, tidak ada ketetapan dalam teks al-Qur’an dan hadis Nabi yang mewajibkan untuk menerapkan sistem pemerintahan tertentu. Sebaliknya, sistem apa pun yang ada di era modern ini dibenarkan oleh agama selama mewujudkan keadilan, kesetaraan, kebebasan, melindungi negara/tanah air, dan menjamin hak-hak warga negara, apa pun keyakinan dan agamanya, serta tidak bertabrakan dengan prinsip-prinsip syariat Islam.

Jadi clear yah kalau Khilafah bukan musuh dan sudah menjadi fakta sejarah yang harus diterima. Bahkan Khilafah pernah dipilih oleh generasi terbaik yaitu para sahabat Nabi.

Bahkan poin 14 menampar muka Thayyib sendiri dan As-Sisi. Disebutkan bahwa pemimpin dalam Islam harus yang diridhai rakyat dan dipilih dg cara konstitusional. Kita semua tau As-Sisi naik dg jalan kudeta militer yang diharamkan konstitusi Mesir dan Thayyib adalah pendukungnya.

14. Pemimpin dalam Islam adalah figur yang diterima oleh rakyat untuk dijadikan penguasa sesuai prosedur yang telah ditentukan oleh konstitusi negara atau tata aturan lain yang berlaku di suatu negara. Sedangkan tugasnya adalah bekerja demi kemashlahatan rakyat, mewujudkan keadilan di antara mereka, menjaga batas negara dan keamanan dalam negeri, mengelola kekayaan alam dan hasil bumi dengan cara terbaik, serta memenuhi kebutuhan warga dalam batas-batas yang memungkinkan.

Kalau boleh gw bilang hasil Mu’tamar Al-Azhar ini sudah membuat marah As-Sisi dan membuat nangis liberalis. Padahal di awal mu’tamar ini disponsori As-Sisi dan didukung liberalis untuk mencabut Islam terutama di Mesir sampai ke akar2nya.

Hubungan As-Sisi dg Thayib kayak abege lagi pacaran. Mesra dikit berantemnya banyak, tapi kalau dikirim pulsa atau ditraktir makan mau juga😂😂😂

Itu alasan gw kenapa mendukung rumusan Mu'tamar tsb. Gw ga peduli siapa yang membacakan rumusannya tapi gw berkepentingan rencana licik dari mu’tamar tersebut gagal.

وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ

(Dari twit @hasmi_bakhtiar 5/2/2020)
Baca juga :