Awalnya.. Mahfud MD teriak:
"Ini harus dibongkar! Gak bisa didiamkan. Dulu pernah ada korupsi dan ada tersangkanya. Saya tau info itu."
Setelah diributkan netizen, sampe ada yang salah sasaran menuding Menhan baru (Prabowo) kurang pengawasan. Padahal, kejadiannya udah ada dari periode sebelumnya. Tapi Menhan baru emang sangat sexi dijadikan berita.
Lalu ada tanggapan dari direktur Asabri. Tidak ada korupsi, tapi merugi. Direktur Asabri juga memberi jaminan pada nasabah agar jangan khawatir, uang pasti ada saat klaim diajukan.
Pernyataan direktur untuk menenangkan. Sama seperti kasus Jiwasraya yang juga dulu coba menenangkan nasabahnya. Tapi saat ada klaim pencairan dana, nasabah Jiwasraya meradang karena pencairan belum bisa dilakukan sampai batas yang tak ditentukan. Ada yang dijanjikan tahun esok, ada yang 2 tahun belum juga ada kejelasan.
Direktur Asabri mengambil peranannya membuat ketenangan. Karena usahanya (asuransi) adalah soal kepercayaan publik. Bahaya kalau kasus ini diramaikan, nanti akan ada penarikan dana besar-besaran. Berpengaruh besar atas napas perusahaan.
Jelas ada kerugian, jelas ada kesalahan investasi kata badan yang berwenang yang memberikan penilaian. Membuktikan ketenangan, bisa dilakukan oleh nasabah Asabri sendiri. Bisa gak narik dana mereka? Kalau bisa dan tanpa ada masalah, maka ketenangan itu memang benar. Namun kalau ternyata seperti pola Jiwasraya, artinya ketenangan hanya lips service didepan media saja.
Oke, tenang dan melihat sampai dimana fakta itu bermain.
Tenang sambil mencari pihak yang bertanggung jawab untuk diproses kita apresiasi. Namun tenang untuk menenggelamkan kasusnya, itu yang buat kita kadang garuk dinding.
By Setiawan Budi [fb]