Tukang Uninstall Di-uninstall


[PORTAL-ISLAM.ID]  HUT ke-9 Bukalapak boleh dibilang hari baik kubu Jokowi. Padahal yang ultah bukalapak, tapi yang sumringah kubu Jokowi. Achmad Zaky sebagai CEO Bukalapak bukan cuma sumringah, tapi juga bangga mendadak menjadi orang penting. Jokowi sebagai presiden menitipkan 56 juta UMKM yang ada di Indonesia agar bisa ditampung di Bukalapak. Sampai saat ini Bukalapak baru menampung 4 juta UMKM.

Tentu saja Bukalapak bukan satu-satunya e-commerce yang beroperasi di Indonesia. Tapi sabagai made in Indonesia, Achmad Zaky menjadi berbeda, dan punya nilai jual wabilkhusus dalam persaingan pilpres. Ultah ke-9 Bukalapak yang disiarkan oleh televisi swasta menjadi ajang pameran Jokowi yang ingin menegaskan dia bukan pro Asing dan pro Aseng seperti yang dituduhkan selama ini, juga sebagai ajang pameran kepeduliannya pada pengusaha lokal, juga pada UMKM. Padahal yang paling gencar bicara ekonomi kerakyatan kan kubu Prabowo.

Makanya pada bagian ini, kubu Prabowo tidak punya pintu masuk untuk mengeritik, apalagi nyinyirin Jokowi yang kelihatan girang banget di hari ultah ke-9 Bukalapak. Kubu Prabowo lebih memilih diam, cukup jadi penonton saja melihat Jokowi seolah jadi pahlawan UMKM. Bukan cuma itu. Hari sumringah itu boleh dibilang, Jokowi adalah Bukalapak, Bukalapak adalah jokowi, Bukalapak dan Jokowi adalah UMKM. Bukalapak menjual elektabilitas secara online, dan telah diborong oleh Jokowi.

Kubu Prabowo cuma bisa menunggu, siapa tahu sebagaimana biasa, kubu Jokowi suka bikin blunder yang tidak terduga. Dan benar saja, hari blunder itu datang lebih awal dari dugaan. Bermula dari cuitan Achmad Zaky yang mengeritik omong kosong industry 4.0. Kalau cuma itu, kubu Jokowi masih bisa terima. Tapi pada akhir cuitnya dia menulis, mudah-mudah presiden baru bisa naikin. Presiden baru ini yang bikin pendukung Jokowi murka. Tanpa pikir panjang, ramai-ramai menyerbu Bukalapak dengan amarah tagar uninstallbukapalak. Rekam jejak Achmad Zaky dikorak-korek. Dari jejak itu, dimunculkan kalau Zaky adalah kader PKS.

Tentu saja, kubu Prabowo seperti mendadak ketiban rejeki nomplok. Seluruh kesumringahan yang didapatkan Jokowi pada ultah ke-9 Bukalapak, diborong semua oleh kubu Prabowo. Untuk menumpahkan seluruh pundi-pundi tabungan elektabilitas peduli pada UMKM dari kantong Jokowi, mula-mula Kubu Prabowo memberondong tagar installbukalapak dengan narasi besar, kubu Prabowo membela pengusaha lokal dan membela UMKM.

Tanpa harus menghadiri ultah bukalapak, tanpa harus mengerahkan relawan, tanpa menyewa gedung plus nasi kotak dan segela tetek bengek lain, tanpa harus menyewa jam siar tayangan televisi, cukup dengan menggerakan jempol di hape pintar, kubu Prabowo berhasil mengambil alih seluruh kemewahan yang didapatkan Jokowi saat ultah bukalapak. Mendadak kubu Jokowi menjadi musuh UMKM, kubu Prabowo menjadi pahlawan UMKM. Blunder tak bertepi.

Bonusnya, kubu Prabowo seolah menelanjangi kepedulian pemerintah Jokowi pada UMKM hanya sekedar pemanis bibir, padahal Jokowi cuma peduli pada elektabilitas. Buktinya, setelah tahu atau diduga boss Bukalapak tidak mendukung 2 priode, pendukung petahana ngamuk-ngamuk, menuduh Bukalapak tidak tahu terima kasih, kacang lupa pada kulitnya. Kubu Jokowi seolah menelanjangi junjungannya sendiri. Jika sudah ditolong pemerintah, maka wajib mendukung tagar 2 priode. Berarti? Para penerima sertifikat tanah, para penerima pemasangan listrik gratis, dan segala bantuan lainnya harus belajar dari kesalahan Bukalapak. Jangan coba-coba bilang presiden baru. Begitu kira-kira tafsirnya. Ya, kurang lebih sekelas caleg atau kepala desa yang sudah nyumbang ini, nyumbang itu tapi nggak kepilih. Ada yang mengambil kembali karpet yang sudah disumbangkan ke Masjid, bahkan ada calon kepala desa gagal, menutup akses jalan umum yang selama ini sudah dihibahkan untuk kepentingan umum.

Sudah kepalang tanggung, kubu Prabowo terus merangsek dengan tagar uninstaljokowi. Secara makna, uninstall Jokowi lebih dahsyat dari tagar ganti presiden. Kalau ganti presiden, masih menyisakan sebagai mantan presiden. Kalau sudah diuninstall, tidak menyisakan apa-apa. Ada juga software yang bisa mengembalikan beberapa memori installannya, tapi biasanya sebagian sudah cacat.

Uninstall Jokowi juga bisa bermakna, pemerintah Jokowi selama ini gemar menginstall, lalu dalam waktu yang tidak berapa lama menguninstall lagi. Dan itu sering dilakukan. Misalnya, Kasus pemukulan petugas KPK yang dilakukan oleh oknum aparat pemerintah yang di bawah tanggung jawab Mendagri, lalu muncul isu Mendagri melarang instansi pemerintah di bawah tanggung jawabnya, mengadakan rapat di hotel seperti curhatan Ketua PHRI di hadapan Presiden Jokowi.

Tanpa pikir panjang, Presiden Jokowi menguninstall larangan itu. “Pertama saya ingin menjawab apa yang menjadi statemen Mendagri dulu. Tadi baru saja diberitahukan, sudah beres pak, tidak ditindaklanjuti. Baru aja ini, Mendagri masuk jawabannya, tidak ditindaklanjuti,” ujar Jokowi. Sontak pernyataan Jokowi tersebut disambut riuh tepuk tangan satu ruangan.

Remisi terhadap pembunuh wartawan, yang diinstall oleh tanda tangan Presiden, tak lama kemudian, diuninstall lagi oleh tanda tangan yang sama. Alasannya, demi rasa keadilan. Sewaktu menandatangani dulu, entah alasan apa. Dan install-uninstall itu pun mendapat ganjaran tepuk tangan para wartawan.
Sebelumnya, kenaikan premium telag diinstall, dalam hitungan jam diuninstall lagi. Di kalangan para menteri juga begitu. Misalnya, Mendagri mengatur soal jilbab yang dikenakan PNS, lalu diuninstall lagi. Kalau mau ditulis seluruh install dan uninsatall, terlalu panjang. Cari tahu sendiri sajalah. Gampang kok. Itu belum termasuk daftar janji kampanye yang diuninstall.

Jangan bermain api, akan terbakar nanti. Nasihat dalam konteks ini, jangan bermain-main dengan install-uninsatall, akan teruninstall nanti. Dan telah rebukti dengan #uninstalljokowi.

Sekarang bayangkan begini. Seandainya mendadak CEO Bukalapak mendadak teriak, “Jokowi 2 periode! “ lalu dibumbui nyinyiran kepada Prabowo. Bagaimana nasib tagar install buka lapak? Nampaknya, kubu Prabowo sudah punya perhitungan yang matang. Biar saja tagar itu mangkrak, toh sudah punya tagar uninstall Jokowi

Kembali ke soal blunder. Setelah pekan blunder pemerintah, kali ini pendukung petahana dalam kasus uninstalbukalapak juga ikutan bikin blunder. Kalau selama ini blunder demi blunder disikapi dengan cara ngeles sekenanya, maka strategi kampanye model baru yang dicanangkan TKN yang disebut sebagai strategi perang total bisa bikin ngeri-ngeri manyun.

Dalam perang total, kalau menang akan meninggalkan banyak luka. Kalau sampai bikin blunder, akan sangat sulit diperbaiki, yang berujung pada kekalahan yang memalukan. Lihat saja nanti.

Penulis: Belya Nur
Baca juga :