Sri Sultan HB X: Dari Kongres Khilafah 1903 Benih-benih dan Semangat Kemerdekaan Membara

Body

[PORTAL-ISLAM.ID] Bung Karno pernah menyatakan "JAS MERAH" jangan sekali-kali melupakan sejarah. Begitupan dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X yang mengingatkan tentang sejarah perjuangan kemerdekaan.

Di Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73 ini, 17 Agustus 2018, ada baiknya menyimak kembali apa yang disampaikan Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Pembukaan Kongres Umat Islam Indonesia VI 2015 (KUII-VI 2015) di Yogyakarta yang saat itu dibuka langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Dalam sambutannya di hadapan peserta kongres dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Sri Sultan Hamengkubuwono X menceritakan sejarah umat Islam Nusantara di masa lampau dan hubungan antara Kekhalifahan Islam Turki Usmani dan peranannya untuk kemerdekaan Indonesia.

“Pada tahun 1479, Sultan Turki mengukuhkan Raden Patah sebagai khalifatullah ing tanah jawa, perwakilan kekhilafahan Islam Turki untuk Tanah Jawa dengan penyerahan bendera “Laa Ilaaha Illallah” berwarna ungu kehitaman,” ungkap Sri Sultan.

Sultan menambahkan bahwa bendera dengan kalimat tauhid yang dibuat dari kain kiswah ka’bah tersebut kini duplikatnya tersimpan di Kraton Yogyakarta sebagai pusaka. “Hal ini menandakan bahwa keabsahan Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat (sebagai) wakil Kekhilafahan Turki,” tambah Sri Sultan.

Lebih jauh, Sultan menambahkan bahwa pada tahun 1903, saat diselenggarakan Kongres Khilafah di Jakarta oleh Jamiatul Khair yang berdiri pada tahun 1903, Sultan Turki mengirim utusan Muhammad Amin Bey.

“Kongres menetapkan fatwa, haram hukumnya bagi Muslim tunduk pada penguasa Belanda, dengan merujuk ajaran hizbul wathan minal iman (cinta tanah air adalah bagian dari iman). Dari kongres inilah benih-benih dan semangat kemerdekaan membara,” terangnya.

Berikut video kutipan pidato Sri Sultan HB X:

Baca juga :