Penjualan mobil dan motor drop di bulan April. Indeks manufaktur juga drop tajam bulan lalu.
Ini semua indikasi pelemahan ekonomi. Growth (pertumbuhan ekonomi) bakal dibawah 5%.
Presiden harus lebih sat set. Jangan lagi kebanyakan retorika yang useless.
Penjualan April 2025 dibanding April 2024. Anjloknya parah juga, baik sales motor dan mobil.
Bank Indonesia harus segera turunkan suku bunga.
Anggaran Belanja pemerintah harus digeber lagi. Jangan terseok seok seperti program MBG.
Berikut 5 poin solusi ringkas untuk merespons indikasi pelemahan ekonomi seperti penurunan penjualan otomotif dan indeks manufaktur:
1. Stimulus Konsumsi Domestik
Berikan insentif fiskal langsung seperti diskon PPN sektor otomotif dan barang konsumsi, serta BLT untuk kelompok rentan agar daya beli naik.
2. Dorong Investasi UMKM dan Industri Padat Karya
Permudah akses modal dan perizinan bagi UMKM dan industri lokal agar produksi tetap jalan dan penyerapan tenaga kerja stabil.
3. Percepat Proyek Infrastruktur yang Produktif
Fokus pada proyek yang langsung berdampak ke ekonomi riil, seperti perbaikan logistik dan transportasi daerah, bukan sekadar proyek pencitraan.
4. Relaksasi dan Akselerasi Kredit Produktif
Turunkan suku bunga kredit sektor riil dan dorong perbankan menyalurkan pinjaman ke sektor yang punya multiplier effect tinggi.
5. Kebijakan Fiskal dan Moneter Terkoordinasi
Pemerintah dan BI harus satu suara: fiskal agresif namun tepat sasaran, moneter fleksibel namun tetap jaga stabilitas rupiah dan inflasi.
Kalau Presiden lambat, risiko stagnasi makin besar. Perlu eksekusi cepat, bukan wacana panjang.
*dari akun X @Strategi_Bisnis
Penjualan mobil dan motor drop di bulan April. Indeks manufaktur jg drop tajam bulan lalu.
โ Strategi + Bisnis (@Strategi_Bisnis) May 18, 2025
Ini semua indikasi pelemahan ekonomi. Growth bakal dibawah 5%.
Presiden harus lbh sat set. Jangan lagi kebanyakan retorika yg useless. pic.twitter.com/92mDnLu1sf