Hari pertama pasca pengumuman Danantara, pasar belum menunjukkan respon positif.
IHSG masih melanjutkan tren pelemahan. Menjelang penutupan sesi pertama perdagangan hari ini, IHSG sudah terkoreksi lebih dari 131 poin.
Rupiah juga stagnan, belum menunjukkan tanda-tanda akan menguat.
Sepertinya pasar tidak terpengaruh dengan narasi-narasi "WAH" yang dikumandangkan buzzer-buzzer pemerintah.
'Mengelola aset belasan ribu triliun dan terbesar di dunia', 'Luhut prediksi Danantara bakal cuan 408 Triliun', 'Mantan PM Inggris ikut jadi Dewan Pengawas', 'Temasek milik tetangga mulai ketar-ketir', dan narasi-narasi bombastis lainnya tidak cukup kuat untuk meyakinkan investor agar tidak menarik modalnya. Bukan hanya tidak cukup kuat. Lebih tepat kalau dibilang tidak berguna.
Narasi-narasi di atas mungkin efektif untuk membuat Kang Sayur, Kang Gorengan, dan Yu Daster terpana dan terkagum-kagum. Tapi tidak untuk Kang Saham. Mereka tahu yang jadi isu terpenting saat ini adalah 'TRUST' (Kepercayaan_ pada pengelola negara yang masih sangat rendah, selain faktor eksternal yang masih tidak menentu.
Melibatkan mantan-mantan Presiden dan mantan PM dalam struktur Dewan Pengawas justru membuat keadaan tambah parah. Orang-orang politik kok dilibatkan dalam pengawasan bisnis berskala belasan ribu triliun. Ya jadi tambah nggak percaya, dong!
Memang ada beberapa koruptor yang diciduk. Tapi yang diciduk itu hanyalah kroco-kroco. Sementara orang-orang seperti LBP, Airlangga, Budi Arie, Zulhas, Bahlil, masih nyaman duduk di kursi masing-masing.
(Wendra Setiawan)