[PORTAL-ISLAM.ID] Dalam perjalanan terakhirnya, pemimpin Asy-Syahid rahimahullah duduk di pesawat, memegang Al-Qur'an di tangannya, matanya tertuju pada ayat 74 Surat An-Nisa:
فَلْيُقَاتِلْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ الَّذِيْنَ يَشْرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا بِالْاٰخِرَةِ ۗ وَمَنْ يُّقَاتِلْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَيُقْتَلْ اَوْ يَغْلِبْ فَسَوْفَ نُؤْتِيْهِ اَجْرًا عَظِيْمًا
"Karena itu, hendaklah orang-orang yang menjual kehidupan dunia untuk (kehidupan) akhirat berperang di jalan Allah. Dan barang siapa berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka akan Kami berikan pahala yang besar kepadanya."
Sebuah pesan ilahi... Maha Suci Allah Ta'ala.
Pada saat-saat itu, ia mengucapkan selamat tinggal kepada dunia dalam keadaan beribadah dan penuh rasa hormat, menyatakan keterikatannya kepada akhirat atas dunia, dan menegaskan jalan jihad yang dipiIihnya dengan ketulusan dan keimanan.