Rumitnya Kasus Vina
Kasus pembunuhan Vina kini ramai dibahas. Setelah kisahnya diangkat ke layar lebar. Dari keterangan keluarga juga keterangan 'arwah' Vina yang masuk ke tubuh Linda, film itu pun digagas.
Rumit. Apakah pernyataan orang kesurupan bisa dipercaya? Menurut Ust Faizar, jin biasanya suka nambah-nambahin cerita. Karena secara akidah, kita meyakini tak ada arwah gentayangan. Kalau ada maka itu adalah jin.
Kasusnya terjadi 2016. Tapi sampe sekarang ada tiga pelaku yang masih buron. Bahkan katanya aslinya empat tapi satu dihilangkan. Rumit banget dah.
Netizen terhairan-hairan. Kok syusah kali buat nangkap 3 'bocil'. Nangkap teroris aja mudah. Lalu muncullah dugaan dan kecurigaan. Jangan-jangan ada aparat terlibat. Jangan-jangan ada pejabat terlibat. Dan lain-lain.
Semakin rumit saat Saka (salah satu pelaku) menyatakan bahwa dirinya tidak tahu menahu atau dirinya adalah korban salah tangkap. Saka udah bebas empat tahun lalu. Tapi tetap saja keukeh kalau dirinya tidak bersalah. Saka mengatakan dirinya dipaksa mengaku. Begitupun Ibu Titin (pengacara Saka) meyakini kliennya tidak bersalah. Sebab hasil visum dan penuntutan berbeda. Hasil visum tidak ada luka tusukan. Tapi tuntutannya ada. Dan sejumlah kejanggalan lainnya telah dipaparkan ke Pak Reza Indragiri.
Jadi menurutku ini rumit sekali. Sekarang jadi penonton saja. Hingga terungkap bagaimana fakta yang sebenarnya.
Di dunia ini banyak kejahatan-kejahatan yang lolos dari jeratan hukum. Koruptor, penipuan, maling, pemerkosaan, pembunuhan, dan lain-lain.
Andai tidak ada pengadilan akhirat. Betapa tidak adilnya. Untungnya kita meyakini ada Maliki Yaumiddin (Penguasa Hari Pembalasan). Ada hari pembalasan. Tak ada yang lolos dari pengadilan Allah. Di dunia mereka bisa bebas. Bisa suap sana suap sini. Bebas berkeliaran. Tapi tak ada yang luput dari pengawasanNya.
Sungguh jika masalah dengan manusia tak diselesaikan di dunia, maka akan diselesaikan di akhirat. Saat itulah baru menyesal karena telah menjadi manusia paling bangkrut. Saat itulah airmata darah pun, tak berguna sama sekali.
(Kak Oksa)