Apa yang membuat Surya Paloh nekad mengusung Anies Baswedan?

Catatan: T Gusmand

Mulai mengenal Surya Paloh sebagai seorang politisi, sebagai mana halnya politisi yang lain Gw beranggapan Surya Paloh (SP) adalah seorang sosok oportunis. Kenapa tidak, dialah salah satu tokoh deklarator yang nebeng popularitas Jokowi di Pilpres 2014 dan berlanjut di 2019. 

Betapa gegap gempitanya SP dengan MetroTV nya tiap hari memberitakan kehebatan Pak Jo dengan blusukannya, bahkan sampai ada anekdot jadwal harian dari menit ke menit Pak Jo di MetroTV. 😊

Anggapan gw itu ternyata salah dan berbalik 180 derajat, saat SP dengan berani mengusung Anies Baswedan secara resmi sebagai Capres dari Partai Nasdem Oktober 2022 lalu.

Menurut gw SP nyari penyakit dengan mengusung Anies yang tidak disukai dan jelas-jelas akan berhadapan dengan kekuasaan.

Andai SP seorang oportunis dia pasti akan bermain aman dengan mengikuti koalisi status quo, yang gencar digagas Pak Jo. Nasdem pun hanya partai menengah, dibawah Golkar dan Gerindra partai papan atas yang malah tidak punya nyali "bersebrangan" dengan kekuasaan dalam menentukan capres/cawapres yang diusungnya.

Dan kalau tetap bergabung dengan koalisi status quo, pasti privilege yang dinikmatinya sekarang dalam dunia bisnis dan politik akan semakin moncer. Toh dia termasuk inner cyrcle awal Pak Jo, beda dengan Gerindra yang masuk belakangan. Kader-kader Nasdem di kabinet pun akan aman posisinya, bukan seperti sekarang kadernya Johnny G Plate - Menkominfo dikuyo-kuyo KPK dan Syahrul Yasin Limpo - Mentan yang kebijakan tidak impor berasnya mendapatkan tentangan keras.

Semenjak deklarasi Anies Baswedan berbagai bujukan halus dari LBP dan juga ancaman baik dari lingkaran istana maupun dari PDIP yang secara terang-terangan meminta kader Nasdem segera keluar dari kabinet, tetapi semua itu tidak membuat SP bergeming dan tidak menyurutkan langkah SP. Bahkan ke London pun LBP tetap mengejar SP yang sedang berobat saat itu demi menjegal pencapresan Anies. Dan akhirnya LBP yang menyerah juga dengan tawaran "jalan tengah", menitipkan cawapres Anies ke SP. LBP (dalam hal ini istana) berfikir kalau tidak bisa dipukul ya dirangkul dan dititipin calon.

SP ternyata bukan politisi kaleng-kaleng yang mudah berubah dengan tawaran sepotong roti atau sepiring nasi goreng, serta berbagai bujukan dan ancaman lainnya.

Tidak berlebihan gw menilai SP adalah seorang visioner dan futuristis yang membumi. Dia menangkap dengan jelas kegelisahan rakyat atas kondisi sekarang yang ingin perubahan dari ketimpangan ekonomi, korupsi yang makin spektakuler baik pelaku maupun angkanya, carut marut penegakkan hukum dll. Dan dia mempersonifikasikan sosok yang mampu membawa perubahan itu adalah Anies Baswedan. Ya Anies Baswedan..!

Terus terang gw penasaran, apa yang membuat SP demikian kekeuh mendukung Anies. Apa sih yang dimakan SP, atau mantra dan jimat apa yang dipakai putra Aceh itu? Apa tidak takut dikasuskan atau dikorek semua kesalahan kecil dari mulai salah pasang helm atau menerobos lampu merah misalnya. 😁  Kita tahu sendiri kasus hukum adalah kartu as rezim ini untuk menjinakkan seseorang yang dianggap membahayakan kekuasaan, selain bujukan kue kekuasaan dan ancaman. Seperti halnya ketum-ketum parpol yang tergabung di Koalisi 6 Parpol itu adalah bekas pasien KPK yang menjadi kebo bak dicocok hidungnya dibawah kendali kekuasaan. Dan contoh yang lebih jelas, Anies Baswedan dicari-cari kesalahanya di Formula E.

Tetapi yang jelas, kalau SP punya kasus sekecil apapun, pasti dia sudah dalam tahanan KPK sekarang..! 😁 dan AB tidak akan pernah diusung jadi Capres.

Tetapi kenekatan SP telah menjadi mimpi buruk dan membubarkan impian Pak Jo bisa lengser dengan husnul khotimah.

(*)
Baca juga :