Mungkin ini yang ditakutkan sama Penguasa jika berhenti nanti semua akan diungkit sama Penggantinya...

[PORTAL-ISLAM.ID] GILA GAK?? ITU 18 TRILIUN DUIT SEMUA... GAK CAMPUR SAMA DAUN...

18 TRILIUN ITU... 18.000.000.000.000

RI-China Sepakat Biaya Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bengkak Rp 18,2 Triliun

Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, mengungkapkan pihak konsorsium Indonesia dan China telah menyepakati total pembengkakan biaya (cost overrun) proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Pria yang akrab disapa Tiko ini membeberkan total pembengkakan biaya yang disepakati mencapai USD 1,2 miliar atau setara dengan Rp 18,2 triliun (kurs Rp 15.207 per dolar AS).

"Kemarin kami baru dari Beijing, kita sudah sepakat cost overrun yang disepakati oleh pihak Indonesia dan China, dan akan cair segera ke KCIC (PT Kereta Cepat Indonesia China)," ujarnya saat Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, Senin (13/2).

Dengan potensi pembengkakan biaya sesuai audit BPKP, total biaya proyek atau project cost KCJB mencapai USD 7,5 miliar atau setara dengan Rp 117,2 triliun.

Tiko melanjutkan, langkah selanjutnya setelah kesepakatan ini yaitu negosiasi pinjaman kepada China Development Bank (CDB).

Hal ini merujuk kepada hasil rapat Komite KCJB yang menyepakati angka pembengkakan biaya proyek agar dipenuhi oleh 25 persen ekuitas konsorsium China dan Indonesia, 75 persen sisanya berasal dari pinjaman atau utang.

"Kami sedang negosiasikan terms untuk pinjaman CDB untuk porsi loan-nya dan kami harap bisa selesai 1-2 minggu ini sehingga diharapkan nanti penyelesaian kereta cepat bisa sesuai jadwal Juni 2023," jelas Tiko.

Sebelumnya, Tiko pun menjelaskan beberapa penyebab pembengkakan biaya. Pertama, yang menjadi tantangan terbesar adalah pembangunan subgrade (tanah dasar) dan terowongan.

"Ada tunnel 4,6 km yang tanahnya runtuh dan harus diperbaiki, dan ada juga tunnel 2 yang harus diblasting karena tanahnya keras dan ada juga wilayah tanahnya longsoran sehingga harus ada penguatan dari sisi infrastruktur oleh WIKA," jelasnya.

Dia melanjutkan, penyebab lain adalah terkait pajak dari sewa tanah, lantaran semua tanah yang digunakan di proyek KCJB ini adalah tanah sewa. Lalu, masalah penyewaan sinyal GSM-R sebesar Rp 1,3 triliun yang tidak dicantumkan dalam rencana pembiayaan di awal.

Selain itu, ada juga biaya Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) dengan PT PLN (Persero). Kemudian, pembangunan Stasiun di Halim untuk integrasi dengan LRT Jabodetabek, serta biaya relokasi Stasiun Walini ke Stasiun Padalarang juga tidak ada di rencana awal pembangunan.

"Memang ada biaya-biaya yang tidak masuk di awal, sekarang kita sudah sepakati harus masuk ke biaya proyek karena pihak China mengira ini biaya pemerintah bukan biaya proyek. Ini kita sedang selesaikan negosiasinya agar bisa tuntas," pungkasnya.


Baca juga :