Kaum Liberal-Sekuler otak kalian kok terbalik-balik sih?

[PORTAL-ISLAM.ID]  Aktivis Islam Liberal (JIL) Akhmad Sahal menyayangkan Ketua RT yang "bubarin paksa" ibadah jemaat gereja di Lampung tidak ditindak.

"Meliana dibui hanya krn protes volume toa masjid, padahal ga ganggu ibadah sama sekali. 
Ketua RT yg bubarin paksa ibadah jemaat gereja di Lampung gak ditindak blas," kicau Akhmad Sahal di akun twitternya @sahaL_AS.

Cuitan @sahaL_AS ditanggapi netizen.

"Harusnya yg ibadah di rumah ibadah tak berizin yg diberi sanksi. Krn memancing keributan, meresahkan warga. Otak kalian kok terbalik-balik sih cara berpikirnya Sahal? Kecuali yg dibubarkan itu ibadah dirumah ibadah resmi, berizin. Kaum Liberal-Sekuler senangnya memojokan Islam.😆," sentil akun @AH_SiregarXIX.

Belum Ada Izin

Seperti diberitakan detikcom, Wawan Kurniawan, Ketua RT 12 Kelurahan Rajabasa Jaya, Bandar Lampung viral setelah melarang Jemaat Kristiani beribadah di gereja angkat bicara. 

Dia membantah melakukan pelarangan ibadah, namun hanya membubarkan para jemaat.

Wawan mengatakan dia bersama rekannya datang ke gereja itu untuk menghimbau agar tidak menggunakan gedung ini untuk beribadah, karena belum ada izin.

"Saya tidak melarang, saya hanya membubarkan karena mereka belum ada izin," katanya saat ditemui Senin (20/2/2023).

Menurut Wawan, sebelum ini sudah ada surat pernyataan dari pihak gereja, dan sudah ditandatangani oleh Pendeta Naek Siregar. Di mana poinnya disebutkan, mereka sepakat tidak akan menggunakan gedung ini sebagai tempat ibadah kecuali tempat tinggal.

"Kesepakatan awal, dari pengurus gereja terdahulu bahwa tempat itu bukan untuk ibadah melainkan tempat tinggal. Nah mereka ini pakai untuk ibadah, dan ini sudah minggu ketiga, makanya saya ke sini," ujar dia.

Dia mengakui telah lompat pagar agar bisa masuk ke gereja. Sebab, pihak gereja enggan membuka pagar tersebut.

"Kemarin saya itu lompat, karena lama proses buka kuncinya, seharusnya saya selaku RT dibukain dong pintunya," tegasnya.

Lurah Rajabasa Jaya, Sumarno mengakui bahwa permasalahan perizinan gereja ini sudah ada sejak tahun 2014.

"Masalah izin ini sudah sejak lama, sejak tahun 2014. Beberapa kali sudah dilakukan perundingan dan memang izinnya juga tidak ada, belum ada yang menemui saya," katanya.

Dia juga menegaskan bahwa kegiatan kemarin itu dilakukan karena tidak ada izin.

"Bukan melarang ibadah, tapi karena perizinan belum beres," tandasnya, dilansir detikcom.
Baca juga :